Minggu, 04 September 2011

PERANAN D3 Kesehatan hewan dan Dokter Hewan dlm Pangan Asal Hewan yang Sehat



Pangan asal ternak akan menjadi tidak berguna dan membahayakan kesehatan manusia apabila tidak aman. Oleh karena itu,keamanan pangan asal ternak merupakan persyaratan mutlak (Winarno 1996). Untuk mendapatkan produk ternak yang aman bagi manusia harus dimulai dari farm (proses praproduksi) sampai penanganan pascaproduksinya.Dalam proses praproduksi ini, berbagai faktor akan mempengaruhi kehidupan ternak dan keamanan produkyang dihasilkan. Faktor-faktor tersebut adalah tanah, air, udara, bahan kimia, obat hewan, pakan, dan penyakit ternak.Status penyakit hewan menular atau penyakit zoonosis seperti antraks, virus nipah, cystisercosis, dan mad cow (sapi gila) akan mempengaruhi kesehatan ternak maupun keamanan produknya. Penyakit ini bahkan dapat menjadi hambatan dalam perdagangan nasional, regional maupun global.



Menurut Bahri et al. (2000), hampir semua pabrik pakan menambahkan obat hewan berupa antibiotik ke dalam pakan komersial, sehingga sebagian besar pakan komersial yang beredar di Indonesia mengandung antibiotik. Keadaan ini diperkuat oleh informasi bahwa sebagian besar sampel pakan ayam dari Cianjur, Sukabumi, Bogor,Tangerang, dan Bekasi positif mengandung residu antibiotik golongan tetrasiklin dan obat golongan sulfonamida (Balai Penelitian Veteriner 1990; 1991).



Dengan demikian, apabila peternak yang menggunakan ransum tersebut tidak memperhatikan aturan pemakaiannya, diduga kuat produk ternak mengandung residu antibiotik yang dapat mengganggu kesehatan manusia, antara lain berupa resistensi terhadap antibiotik tertentu (Hurd et al. 2004).



Permasalahan lain pada pakan adalah kekhawatiran penggunaan meat and bone meal (MBM) sebagai campuran pakan, terutama untuk ternak ruminansia. Hal ini berkaitan dengan isu penyakit sapi gila yang salah satu penularannya diduga kuat melalui penggunaan MBM asal ternak ruminansia yang menderita atau tertular penyakit sapi gila (Darminto dan Bahri 1996; Sitepu 2000). Dengan demikian, pakan yang mengandung MBM berpotensi menghasilkan produk ternak yang tidak aman bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, negara-negara Uni Eropa dan Amerika telah melarang penggunaan MBM untuk pakan ternak ruminansia.



Sehingga masukan untuk seluruh peternak khususnya dan masyarakat indonesia umumunya , perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluhan yang berkelanjutan kepada peternak tentang pentingnya mengikuti petunjuk penggunaan pakan hewan dan obat hewan, baik yang terdapat dalam pakan komersial maupun yang digunakan untuk pengobatan ternak dan konsultasikan kepada paramedis (d3) kesehatan hewan ataupun dokter hewan di sekitar lingkungan peternak apabila ada permasalahan tentang kesehatan ternaknya.



( Sumber bacaan : Jurnal Litbang Pertanian, 24(1), 2005.Sjamsul Bahri, E. dan A. Kusumaningsih. PROSES PRAPRODUKSI SEBAGAI FAKTOR PENTING DALAM MENGHASILKAN RODUK TERNAK YANG AMAN UNTUK MANUSIA )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar