Kamis, 10 November 2011

SISTEM PENCERNAAN PADA AYAM

GAMBAR SISTEM PENCERNAAN AYAM :



SISTEM PENCERNAAN AYAM
Pencernaan adalah penguraian pakan ke dalam zat-zat makanan dalamsaluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringantubuh (Anggorodi, 1985).Ayam merupakan ternak non-ruminansia yang artinya ternak yangmempunyai lambung sederhana atau monogastrik. Pada umumnya bagian-bagianpenting dari alat penceernaan adalah mulut, farinks, esofagus, lambung, usushalus dan usus besar. Makanan yang bergerak dari mulut sepanjang saluranpencernaan oleh gelombang peristaltik yang disebabkan karena adanya kontraksiotot di sekeliling saluran. (Tillman et al., 1991). Di dalam empedal bahan-bahan makanan mendapat proses pencernaansecara mekanis. Partikel-partikel yang besar secara mekanik akan diperkecildengan tujuan memudahkan proses pencernaan enzimatis di dalam mulut ataupundi dalam saluran pencernaan berikutnya. Untuk memudahkan proses pencernaanmekanis maupun enzimatis dalam mempersiapkan ransum ternak banyakdilakukan dengan menggiling bahan-bahan ransum tersebut (Parakkasi, 1990). (1)

PRINSIP SISTEM PENCERNAAN AYAM.
Pencernaan ayam yang memiliki panjang 245 – 255 cm, tergantung pada umur dan jenis unggas memiliki prinsip pencernaan yang terdiri dari tiga macam yaitu pencernaan secara mekanik (fisik), pencernaan secara kimiawi (enzimatik) dan Pencernaan secara mikrobiologik yang terjadi di sekum dan kolon.
1. Pencernaan secara mekanik (fisik); Pencernaan ini dilakukan oleh kontraksi otot polos, terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan (grit). Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran sehingga mendapatkan grit lebih banyak daripada ayam yang dipelihara secara terkurung.

2. Pencernaan secara kimiawi (enzimatik); Pencernaan secara kimia dilakukan oleh enzim pencernaan yang dihasilkan: (1) kelenjar saliva di mulut; (2) enzim yang dihasilkan oleh proventrikulus; (3) enzim dari pankreas; (4) enzim empedu dari hati; dan (5) enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai pemecah ikatan protein, lemak, dan karbohidrat.

3. Pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan terjadi di sekum dan kolon. Secara umum pencernaan pada unggas meliputi aspek:digesti yang terjadi pada paruh, tembolok, proventrikulus, ventrikulus (empedal/gizzard), usus halus, usus besar, dan ceca;absorpsi yang terjadi pada usus halus (small intestinum) melalui vili-vili (jonjot usus);
metabolisme yang terjadi pada sel tubuh yang kemudian disintesis menjadi protein, glukosa, dan hasil lain untuk pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan menjaga/memelihara tubuh pada proses kehidupannya. (2)

MANFAAT BELAJAR SISTEM PENCERNAAN AYAM.
Banyak sekali penyakit pada ayam yang dapat diagnosa melalui sistem pencernaannya, seperti E- Coli, Salmonella, Cholera, Coccidia, dan lainnya.
Terlalu sulit untuk menentukan infeksi yang menyebabkan ayam mati apalagi kita mendiagnosanya secara kasat mata (perubahan fisik dari luar) seperti lesu, tidak mau makan sehingga penurunan berat badan, sehingga untuk meneguhkan diagnosa yang menyebabkan hewan mati terkadang perlu dilakukan bedah bangkai (nekropsi) terhadap ayam yang mati. Untuk dapat melihat dan memastikan perubahan-perubahan yang terjadi pada pencernaan ayam yang nantinya dapat dilakukan diagnosa dan akhirnya kita dapat meneguhkan apa penyebab ayam tersebut mati. Jadi Pengetahuan kita tentang sistem pencernaan ayam sangat di perlukan untuk melakukan bedah bangkai nantinya sehingga diagnosa kita tepat. (3)

Sumber Bacaan dari :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar