Wabah laptospirosis di Daerah Istimewa Yogyakarta kian mengkhawatirkan. Setelah Kabupaten Bantul menyatakan leptospiroris sebagai kejadian luar biasa (KLB) dengan korban jiwa hingga 17 orang lebih dalam kurun waktu 2009 hingga 2011, kini Kota Yogyakarta juga terancam wabah leptospirosis.
Sedikitnya 7 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di kota Yogyakarta.
“Tujuh Kecamatan di Kota Yogyakarta merupakan daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman yang punya kasus leptospirosis cukup tinggi,” kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Ir Beni Nurhantoro, Selasa, 22 Februari 2011.
Menurut dia, tujuh kecamatan di Kota Yogyakarta yang siaga terhadap leptospirosis adalah kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo, Wirobrajan, Mantrijeron, Umbulharjo, Kotagede dan Ngampilan.
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan yang disebabkan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang patogen dan digolongkan sebagai zoonosis. Bakteri ini dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Leptospira iecterohaemorrhagiae adalah salah satu tipe yang berbahaya. Tak ada perawatan yang cukup tangguh untuk mengobati, jika terlanjur mengalami komplikasi.
Gejala
Pada stadium ringan penyakit ini mirip flu. Gejala umum seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, lesu. penderita terkadang juga muntah, mengalami radang mata dan rasa nyeri di betis dan punggung. Gejala umumnya terjadi selama seminggu.
Pengobatan
Antibiotik seperti enicillin G, amoxicillin, ampicillin, erythromycin, tetracycline, doxycycline dan cephalosporins efektif untuk mengobati leptospirosis.
Beberapa obat atau penyakit yang mungkin berhubungan adalah sebagai berikut: Batuk, Campak Jerman (Rubella), Radang Tenggorokan, Ovarium Hypofunction, Neurosyphillis.
Inspirasi dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar