Sejak ditemukan oleh Baekeland pada tahun 1909, plastik yang awalnya hanya digunakan untuk kepentingan Perang Dunia Pertama, mulai diproduksi secara massal.Produksinya juga berkembangsecara luar biasa, dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.
Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah,sehingga terjadi penumpukan sampah palstik yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan.
Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat plastik yang berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui.dengan semakin gencarnya seruan untuk menjadi lebih hijau, muncul beberapa solusi, misalnya 3R (reduce, reuse dan recyle). Sayangnya daur ulang plastik tidak mencapai 30% dari total plastik yang diproduksi. dan solusi yang terbaru adalah bioplastik.
tetarik dengan berita dari voice of america tentang Dua Siswa SMA Bali Buat Plastik RamahLingkungan dari Ketela Pohon Sabtu, 02 Oktober 2010
Anak Agung Sagung Suryawati dan Ni Wayan Primayanti berhasil membuat plastik dari zat pati yang terdapat dalam ketela pohon atau singkong. menariknya, selain mudah terurai plastik tersebut juga bisa di makan.beberapa mahasiswa universitas negri malang membuat plastik biodegradible dari ubi jalar. menurut mereka, elastisitas dari plastik biodegradible dari ubi jalar dengan aditif senyawa limonen dari kulit jeruk adalah salah satu yang dapat menjanjikan. Adanya senyawa limonen sebagai bahan aditif dalam pembuatan plastik biodegradible dapat meningkatkan elastisitas plastik sehingga lebih mudah untuk didegradasi dan ramah lingkungan. Senyawa limonene banyak terkandung dalam kulit jeruk, yaitu 94 % minyak.
ada beberapa jenis bioplastik.
1.Plastik berbahan dasar amilum, disebut juga Plastarch, adalah bioplastik yang paling luas digunakan, mendominasi 50% pasar bioplastik. Plastarch ini terbuat dari amilum, yang dalambentuk murni sering digunakan sebagai kapsul obat. Amilum ditambahi dengan bahan fleksibiliser dan plastikeser seperti sorbitol dan gliserin sehingga amilum menjadi bersifat termoplas (lebur dan dapat dibentuk pada suhu tinggi, mengeras dan stabil pada suhu sedang)
2.Plastik PLA (asam polilaktat) adalah plastik transparan yang diproduksi dari gula tebu atau glukosa. Sifat plastik PLA ini mirip dengan plastik petrokimia yang konvensinal, seperti PE dan PP, sehingga dapat diproduksi dengan alat-alat pabrik plastik standar yangsudah ada. Plastik PLA umumnya digunakan untuk membuat kantong pembungkus, botol minuman dan cangkir.
3.Poli-3-hidroksibutirat (PHB) adalah polyester yang dibuat dari amilum atau glukosa yang dihasilakn oleh bakteri tertentu. Karakteristiknya serupa dengan petroplastik polipropilene (PP). PHB memiliki titik lebur lebih dari 130oC dan dapat terbiodegradasi tanpa sisa.
4.Genetically modified (GM), masih merupakan tantangan bagi industri bioplastik. Salah satu percobaan adalah menggunakan jagung yang dimodifikasi. GM bioplastik masih dalam tahap pengembangan
ini patut menjadi perhatian pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar