Senin, 14 Maret 2011

Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk Leptospirosis


Wabah laptospirosis di Daerah Istimewa Yogyakarta kian mengkhawatirkan. Setelah Kabupaten Bantul menyatakan leptospiroris sebagai kejadian luar biasa (KLB) dengan korban jiwa hingga 17 orang lebih dalam kurun waktu 2009 hingga 2011, kini Kota Yogyakarta juga terancam wabah leptospirosis.

Sedikitnya 7 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di kota Yogyakarta.
“Tujuh Kecamatan di Kota Yogyakarta merupakan daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman yang punya kasus leptospirosis cukup tinggi,” kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Ir Beni Nurhantoro, Selasa, 22 Februari 2011.

Menurut dia, tujuh kecamatan di Kota Yogyakarta yang siaga terhadap leptospirosis adalah kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo, Wirobrajan, Mantrijeron, Umbulharjo, Kotagede dan Ngampilan.
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan yang disebabkan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang patogen dan digolongkan sebagai zoonosis. Bakteri ini dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Leptospira iecterohaemorrhagiae adalah salah satu tipe yang berbahaya. Tak ada perawatan yang cukup tangguh untuk mengobati, jika terlanjur mengalami komplikasi.

Gejala
Pada stadium ringan penyakit ini mirip flu. Gejala umum seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, lesu. penderita terkadang juga muntah, mengalami radang mata dan rasa nyeri di betis dan punggung. Gejala umumnya terjadi selama seminggu.

Pengobatan
Antibiotik seperti enicillin G, amoxicillin, ampicillin, erythromycin, tetracycline, doxycycline dan cephalosporins efektif untuk mengobati leptospirosis.

Beberapa obat atau penyakit yang mungkin berhubungan adalah sebagai berikut: Batuk, Campak Jerman (Rubella), Radang Tenggorokan, Ovarium Hypofunction, Neurosyphillis.
Inspirasi dari :

Sabtu, 15 Januari 2011

Kompos Menjaga Kualitas Tanah

yang namanya kompos sudah dapat dipastikan pasti berbahan dasar organik dan dapat meningkatklan kesuburan tanah. selain itu produk organik tentunya sangat ramah lingkungan. selain itu tentu yang kitra harapkan adalah dapat meningkatkan hasil pertanian kita.

Saat ini sebagian besar manusia seakan lupa adanya kehidupan di tanah. Seperti tumbuhan, hewan dan manusia, makhluk hidup di dalam tanah ini juga memerlukan oksigen, air dan nutrisi lainnya. Namun banyak dari manusia tidak menyadari atau melupakannya dengan melakukan aktivitas hidup yang tidak memperhatikan kepentingan makhluk hidup di dalam tanah.

“Seringkali kita menutup tanah dengan bangunan, jalan beraspal dan semen. Kondisi ini akan mengakibatkan pori-pori tanah tertutup dan berkurang, sementara bangunan mempengaruhi tanah. Akibatnya tanah menjadi turun dan retak, seperti beberapa kejadian di Jakarta,” kata Kamir Brata dari Institut Pertanian Bogor (IPB) saat pelatihan pembuatan biopori dan kompos di “Indonesia Organic and Green Fair 2010,” yang dilaksanakan di Lapangan Taman Koleksi, Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat (7/11).

Ketika tanah ditutup, oksigen, air dan nutrisi tidak bisa menyerap dalam tanah dan menimbulkan tanah tidak subur. Makhluk hidup dalam tanah tidak mendapat makanan, air dan oksigen. Selain itu air hujan juga tidak bisa terserap dalam tanah dan tergenang menimbulkan banjir.

“Perlu upaya agar kondisi ini tidak semakin parah dan makhluk hidup dalam tanah bisa kembali hidup,” kata Kamir Brata.

Carany, dengan membuat biopori, mengolah sampah organik (basah) menjadi kompos dan mengurangi sampah an-organik (kering) yang bisa menghambat penguraian ataupun peresapan air dan nutrisi dalam tanah. Lubang biopori sangat penting untuk menyerap dan menampung air tanah kembali dan juga untuk menjaga kualitas lingkungan hidup.

Lubang biopori bisa dibuat dengan alat bor di halaman rumah yang masih ada. Ukuran diameter biopori ini 10 cm dan kedalaman 1 meter. Agar air mudah masuk ke dalam lubang biopori, perlu dibuat alur-alur ke arah lubang biopori. Besar dan dalamnya secukupnya agar air mudah mengalir ke lubang biopori.

Selain bisa menampung dan menyerap air, lubang biopori juga bisa diisi dengan sampah organik sehingga bisa menjadi kompos. Usahakan sampah an-organik tidak masuk ke dalam lubang biopori karena akan menghambat proses penyerapan air atupun pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Pengomposan Metode Takakura

Di kesempatan yang sama, Daniel Mangoting dari ELSPPAT Bogor juga mengajak para pengunjung pameran untuk membuat kompos dari sampah organik untuk skala rumah tangga. Kali ini Daniel memperkenalkan metode takakura yang berasal dari Jepang. Daniel menjelaskan bahwa bahan-bahan yang diperlukan dalam pengomposan metode takakura yaitu keranjang dari bahan plastik polypropilen (agar tidak bereaksi dengan sampah dan menimbulkan zat-zat yang tidak baik dalam kompos), pelapis keranjang berupa kardus atau karung goni, dan bantal dari gabah padi yang diletakkan di dasar keranjang yang sudah berlapis kardus atau karung goni.

Fungsi dari bantal di dasar keranjang ini untuk menjaga kelembaban. Sedangkan fungsi keranjang yang berlubang kecil-kecil adalah agar tetap ada sirkulasi udara yang keluar masuk keranjang dimana proses pengomposan berlangsung.

Lalu masukkan biang kompos (kompos setengah jadi) ke dalam keranjang yang sudah dilapisi kardus (karung goni) yang didasarnya ada bantal dari gabah padi hingga ketinggian ¾ keranjang, lalu buat lubang didalamnya. Setelah itu masukkan sampah organik yang sudah dipotong kecil-kecil, tutup dengan biang kompos lagi lalu bantal gabah padi. Di atas bantal tutup dengan penutup keranjang yang sudah dilapisi dengan kain (tutup keranjang dilapisi kain agar serangga dan lalat tidak bisa masuk ke dalam keranjang yang bisa menimbulkan belatung-red). Hari berikutnya pada pagi hari, sampah dalam keranjang bisa diaduk dan dimasukkan lagi potongan sampah berikutnya. Ditutup lagi dengan biang kompos, bantal dan penutup keranjang, berulang kali hingga sampah memenuhi keranjang.

Setelah 2-3 hari, jika diraba, keranjang akan terasa panas. Ini menandakan proses pengomposan berhasil. Akan terjadi penyusutan volume sampah dalam proses pengomposan metode takakura ini. Dan setelah dua bulan, kompos bisa dipanen dan digunakan untuk pemupukan.

Rabu, 05 Januari 2011

mengatasi sampah dengan sampah

ini merupakan judul dari sang inovator yang berhasil menemukan cara untuk menguraikan sampah styrofoam yang belakangan ini ramai dibicarakan karena sampah ini sulit diuraikan.
ternyata selalu ada cara mengatasi segala yang dianggap sulit dan pernah terfikir tidak mungkin. buktinya kini sampah styrofoam tersebut telah ditemukan cara penguraiannya.
klik untuk menyimak ulasan lengkap mengenai ini 

Senin, 03 Januari 2011

septik tank ramah lingkungan

mungkin anda baru mendengar septik tank ramah lingkungan. ya anda tidak salah membaca.
kini ada sebuah septik tank yang dibuat dengan teknologi jerman dan merupakan produk ramah lingkungan.

septik tank ini mampu menguraikan limbah detergen dan menguraikan maaf "tinja" sehingga air yang melewatinya dapat langsung dialirkan ke sungai dengan tidak mencemari air dan juga tidak membahayakan kehidupan air.

produk ini juga dapat di bawa pindah jika anda kelak berpindah rumah. penggagas septik tank ramah lingkungan ini juga mengklaim bahwa produknya ini tidak memerlukan pengurasan atau sedot wc.

apakah anda tertarik memilikinya?

Rabu, 22 Desember 2010

bio gas merupakan gas ramah lingkungan

kotoran ternak, seperti sapi, kerbau  dan ternak yang lain akan menjadi penghasil gas yang dapat digunakan untuk memasak atau bahkan dapat diubah menjadi sumber penerangan. seperti yang terlihat di beberapa kampung di daerah puncak, bogor, jawa barat. para peternak sapi memanfaatkan kotoran sapi untuk diolah menjadi gas dan mereka menggunakannya untuk menyalakan kompor.
jangan diragukan lagi jika gas yang dihasilkan adalah ramah lingkungan.


Pembusukan biomassa secara alamiah juga menghasilkan methane. Gas tersebut, yang dikenal dengan nama biogas, kemudian dikumpulkan pada satu wadah yang bisa terbuat dari mulai plastik hingga beton, dan digunakan untuk menghasilkan listrik.

Sedangkan untuk mendapatkan gas methane di tempat pembuangan akhir sampah, biasanya dibuat lubang seperti sumur untuk melepaskan gas tersebut dari dalam tumpukan sampah biomassa. Pipa-pipa dari setiap sumur tersebut akan mengalirkan gas methane ke sebuah pusat pengolahan, dimana gas tersebut akan disaring dan dibersihkan sebelum dibakar untuk menghasilkan listrik dan mengurangi gas methane (gas penyebab efek rumah kaca) yang dilepaskan tempat pembuangan akhir sampah.


Methane juga bisa dihasilkan dari biomassa melalui penguraian secara anaerobik. Bakteri-bakteri digunakan untuk mengurai bahan-bahan organik dalam kondisi tanpa oksigen di suatu reaktor yang tertutup. Gas hasil penguraian tersebut bisa digunakan untuk menghasilkan listrik, sementara limbah-limbah yang cukup mengganggu bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat.

Senin, 20 Desember 2010

bio plastik hasil rekayasa genetik

mungkin jika anda belum pernah membaca atau tak pernah browsing dengan kata hijau atau global warming anda tidak akan pernah menemukan kata bioplastik.
apakah itu?
bioplastik adalah produk pengganti plastik yang ramah lingkungan.


Bioplastik memang layak dikembangkan sebagai pengganti plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, yang saat ini mulai menumpuk di lautan sebagai polutan.  Hanya masalah waktu bioplastik akan menjadi bagian keseharian manusia sama sepertikotoran atau lumpur di sekeliling kita.

Sebuah terobosan baru dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan dari Brookhaven National Laboratory dan Dow AgroSciences. Genetik tanaman salah satu keluarga dari kubis --Arabidopsis-- direkayasa agar menghasilkan sebuah asam lemak sebagai bahan dasar bioplastik.Arabidopsis sendiri merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai model di laboratorium.

Omega-7 merupakan asam lemak yang banyak digunakan untuk membuat bioplastik. Karenanya untuk menghasilkan omega-7 dalam jumlah banyak, ilmuwan-ilmuwan tersebut memusatkan perhatiannya pada biji tanaman. Menurut hasil riset mereka yang telah dipublikasikan online di jurnal Plant Physiology, hingga saat ini mereka masih mendapati tanaman Arabidopsis bisa menghasilkan asam lemak tersebut di bijinya dalam jumlah yang banyak.

Meski hasil riset yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan di Brookhaven National Laboratory dan Dow AgroSciences menunjukkan bahwa memproduksi bahan tersebut dalam skala industri memungkinkan untuk dilakukan, namun masih tetap diperlukan lebih banyak riset dan teknologi untuk mengekstraksi bahan-bahan yang terkandung di dalam tanaman. Dan tentunya tidak akan ada polemik jika bioplastik dibuat dari tanaman non pangan.



sumber planethijau dot com

Jumat, 03 Desember 2010

teknologi ramah lingkungan

Ada tiga hal pokok yang jadi pilar mitigasi Pemanasan Global, yaitu efisiensi energi, beralih ke teknologi non fosil yang ramah lingkungan, dan mempercepat penggunaan teknologi ramah lingkungan

penyebab utama dari pemanasan global adalah manusia. Ada dua sumber emisi CO2, yaitu alami dan buatan manusia (anthropogenic). Yang paling besar jumlahnya adalah sumber dari manusia (yaitu dari sumber energi, khususnya energi fosil (minyak bumi, batubara, dan gas bumi) yang dibakar untuk mendukung kehidupan manusia. Naiknya kadar CO2 akibat pembakaran bahan bakar fosil yang melampui kadar yang pernah ada menyebabkan terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang terparah terjadi di daerah khatulistiwa dimana Indonesia berada. Karena jika es kutub mencair, akibat naiknya suhu global, maka cairan es tadi mengalir dari kutub ke khatulistiwa, sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut yang dapat menenggelamkan pulau-pulau di katulistiwa. Perubahan iklim akibat dampak pemanasan global diantaranya : (1)meningkatnya intensitas hujan yang akibatnya akan sering terjadi banjir, baik di daerah basah maupun kering. (2)Berkurangnya sumber air yang akan menyebabkan menurunnya produksi pangan. (3)Meningkatnya jumlah penyakit dan kematian akibat gelombang panas, angin puting beliung, banjir, kekeringan, kebakaran serta meningkatkan kekurangan gizi.


pemanasan global dapat dikurangi dengan : (1)melakukan Konservasi dan Efisiensi Energi (Mengurangi penggunaan kendaraan, meningkatkan efisiensi alat pemanas, pendingin, lampu dan alat-alat rumah tangga lainnya, Meningkatkan efisiensi PLTU batubara), (2)melakukan penangkapan dan penyimpanan karbon, yaitu Memperkenalkan sistem penangkapan CO2 dan menginjeksikannya ke lapisan tanah dalam (formasi batuan) dari PLTU batubara skala besar atau gas, menggunakan sistem penangkapan pada produksi hidrogen dari bahan bakar batubara untuk milyaran kendaraan bermotor; Menggunakan sistem penangkapan dalam proses pembuatan bahan bakar sintetis dari batubara sebanyak 30 juta barel per harinya.  (3)menggunakan Bahan Bakar Rendah Karbon, diantaranya mengganti PLTU batubara dengan bahan bakar gas; Mengganti batubara dengan PLT Nuklir. (4)menggunakan Energi terbarukan dan Biostorage, diataranya energi angin,energi matahari/tenaga surya, hidrogen, meningkatkan produksi ethanol untuk biofuel, menghentikan pengggundulan/perusakan hutan, dan mengembangkan konservasi pengolahan lahan untuk tanaman