Senin, 31 Desember 2012

ANAK YATIM DAN CARA MENYANTUNINYA




Penanya:
Suyana, Trimartani
 (disidangkan pada hari Jum’at, 10 Rajab 1427 H / 4 Agustus 2006 M)


Pertanyaan:

1.    Mohon dijelaskan arti yatim dalam al-Qur'an. Apakah dikhususkan anak yang kematian bapak saja, atau yang tidak beribu pun disebut yatim? Benarkah anak yang kematian ibu boleh didiskriminatifkan dalam penyantunan dan perhatian? Adakah dalilnya anak yang kematian ibu disebut piatu sehingga hak santunan (material dan kasih sayang) boleh berbeda dengan anak yang kematian bapak?
2.    Bagaimana cara menyantuni anak yatim yang dicontohkan Nabi Muhammad saw?
3.    Apakah ada tuntunannya memberi santunan dengan prosesi membelai-belai rambut anak yatim oleh jamaah secara bergiliran? Apakah dibenarkan yatim remaja putri dibelai-belai sedemikian rupa oleh jamaah laki-laki dari remaja hingga dewasa?
Atas jawabannya diucapkan terima kasih.




Jawaban:

1.    Arti yatim: yatim berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang kehilangan (kematian) ayahnya, bukan ibunya. Anak yatim wajib disantuni karena ia kehilangan ayah yang wajib menanggung nafkahnya. Namun demikian, orang yang kehilangan (kematian) ibunya tetap wajib disantuni sebagaimana halnya anak yatim. Apalagi kalau kehilangan (kematian) kedua orang tuanya sekaligus. Adapun piatu adalah istilah dalam bahasa Indonesia untuk sebutan bagi anak yang kehilangan (kematian) ibunya. Sehingga anak yang kehilangan (kematian) ayah dan ibunya sering disebut dengan yatim piatu. Masa keyatiman seorang anak itu ada batasnya, yaitu ketika ia telah baligh dan tampak rusyd (kemandirian) pada dirinya. Firman Allah SWT:
وَابْتَلُوا الْيَتَامَى حَتَّى إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ ءَانَسْتُمْ مِنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ. [النسآء، 4: 6].
Artinya: “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.” [QS. an-Nisa', 4: 6].

Banyak hadits yang menganjurkan kita untuk memelihara dan menyantuni anak yatim, antara lain:
عَنْ سَهْلٍ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا. [رواه البخارى].
Artinya: “Diriwayatkan dari Sahl, Rasulullah saw bersabda: Aku dan pemelihara anak yatim, di surga seperti ini. Lalu beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan di antara keduanya sedikit.” [HR. Al-Bukhari].
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى. [رواه مسلم].
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: ‘Pemelihara anak yatim kepunyaannya (masih ada hubungan keluarga) atau kepunyaan orang lain (tidak ada hubungan keluarga), dia dan aku seperti dua jari ini di surga.’ Lalu Malik mengisyaratkannya dengan jari telunjuk dan jari tengah.” [HR. Muslim].

2.    Secara terperinci Nabi Muhammad saw tidak memberi contoh bagaimana cara menyantuni anak yatim. Yang jelas, cara menyantuni anak yatim itu adalah dengan memuliakan, memperhatikan, memberi kasih sayang, memenuhi kebutuhan hidupnya (makan, minum, pakaian, tempat tinggal), pendidikannya, kesehatannnya dan segala sesuatu yang diperlukannya agar menjadi anak yang shalih, mandiri dan berguna.

3.    Tentang membelai rambut anak yatim, memang ada sebuah hadits sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ امْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ وَأَطْعِمْ الْمِسْكِينَ. [رواه أحمد ورجاله رجال الصحيح].
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang mengadukan kekerasan hatinya kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda: ‘Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.’” [HR. Ahmad dengan perawi shahih].

Menurut hadits ini, mengusap kepala anak yatim dan memberi makan orang miskin mempunyai pengaruh yang sangat baik pada diri seseorang, yaitu dapat melembutkan hati yang keras. Dalam prakteknya, kedua hal tersebut dilakukan dengan penuh keinsyafan hati secara natural (tidak dibuat-buat) atau dipaksa-paksakan). Mengusap kepala anak yatim adalah simbol atau cara menunjukkan empati dan kasih sayang, bukan ritual yang harus dilakukan. Sudah barang tentu yang diusap adalah kepala anak yatim yang belum dewasa. Adapun orang laki-laki membelai rambut anak yatim putri yang sudah menginjak usia remaja adalah dilarang karena menimbulkan fitnah. Wallahu a'lam bish-shawab. *mi)
Sumber

Minggu, 30 Desember 2012

Tata Cara Shalat Jenazah


Masih banyak kaum mislimin yang belum tahu atau bahkan menganggap remeh Shalat Jenazah, Namun ketahuilah wahai saudaraku tercinta, bahwa Nabi Muhamad shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda,“Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga ikut menshalatkannya, maka dia mendapatkan satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga ikut mengantar ke kubur, maka mendapatkan dua qirath”. Ditanyakan, “Apakah yang dimaksudkan dengan dua qirath itu? ” Beliau menjawab, “Seperti dua gunung yang besar.” (HR. Muttafaq ‘alaih)



Sesudah kita tahu dengan  keutamaan yang besar ini, maka selayaknya bagi kita semua  untuk mengetahui tata cara shalat Jenazah, sebagaimana yang diajarkan di dalam sunnah Nabi Muhamad shallallahu’alaihi wasallam. Pada tulisan ini, saya akan membahas secara ringkas seputar tata cara Shalat Jenazah. Semoga Tulisan ini bermanfaat bagi yang membaca dan khususnya bagi penulis sendiri.


Tata Cara Shalat Jenazah

Pada tata cara shalat jenazah masih terdapat perbedaan tentang jumlah takbir, ada yang berpendapat empat kali, lima kali takbir, dan enam kali takbir sebagaimana dalam hadits, Tapi, di dalam tulisan ini akan di jelaskan tata cara Shalat Jenazah dengan empat kali takbir.

Imam berdiri tepat di bagian kepala mayit, jika jenazah adalah seorang laki-laki atau di bagian tengah badan (perut) jika jenazah seorang wanita. Kemudian makmum berdiri di belakangnya, sebagaimana dalam shalat yang lain, kemudian bertakbir sebanyak empat kali dengan rincian sebagai berikut:

1. Takbir yang pertama,
Takbiratul ihram tanpa membaca do’a iftitah, lalu mengucapkan ta’awudz dan basmalah  kemudian membaca Surat Al-Fatihah.

2.  Takbir ke dua,
Membaca shalawat sebagaimana bacaan shalawat ketika Tahiyat. Yaitu mengucapkan shalawat atas Nabi shallallahu’alaihi wasallam,

اَللَّهُمُّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبَرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ


“Ya Allah limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia, dan berikanlah berkah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

3.    Takbir Ketiga

Pada takbir yang ketiga ini membaca do’a untuk jenazah, Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ


Alloohummaghfir lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘ahu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa Wassi’ Madkholahu, Waghsilhu Bil Maa’i WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaron Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihi, Wa Zaujan Khoiron Min Zaijihi, Wa Adkhilhul Jannata, Wa A’idhu Min ‘Adzaabil Qabri

"Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim 2/663)

Atau Boleh juga

Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi.
"Ya Allah, Ampunilah dia, maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es".

Atau Boleh juga

Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu.
"Ya Allah, Ampunilah dia, rahmati dia dan maafkanlah dia"

4.   TAKBIR KEEMPAT


Setelah takbir yang ke empat, diam sejenak atau membaca doa yang berbunyi :

Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu

5.    Membaca Salam

Salam Seperti biasa dilakukan dalam Shalat Shalat yang lain dengan mengucapkan:
أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله

Assalamualaikum Warahmatullah

Ada perbedaan dalam penyebutan mayit dalam doa pada shalat jenazah.
Doa di atas untuk mayit lelaki satu orang.
Kalau dua orang laki-laki atau perempuan, diganti dengan: HUMA.
Kalau perempuan satu orang, diganti dengan: HA.
Kalau banyak mayit lelaki: HUM.
Kalau banyak mayit wanita: HUNNA.
Kalau gabung banyak mayat lelaki dan wanita, bisa pakai: HUM.
Contoh : Allahummaghfir lahum warhamhum, wa’aafihi wa’fu ‘anhum

Sebagian ulama berpendapat diam tanpa membaca apapun setelah takbir ke empat sedangkan sebagian lain mengisinya dengan bacaan di atas. Yang berpendapat diam berdasarkan pada hadits Abu Umamah Sahl bin Hunaif radhiallahu anhu dimana beliau berkata:
السنة في الصلاة على الجنازة أن يكبر ثم يقرأ بأم القرآن ثم يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يخلص الدعاء للميت ولا يقرأ إلا في الأولى

“Yang menjadi sunnah dalam shalat jenazah adalah bertakbir (yang pertama) lalu membaca Al-Fatihah, kemudian (pada takbir kedua) bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, kemudian (pada takbir ketiga) mendoakan jenazah. Tidak boleh membaca Al-Qur`an kecuali pada takbir yang pertama.” (HR. Al-Hakim: 1/360, Al-Baihaqi: 4/39, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ahkam Al-Jana`iz hal. 121)

Wallahu ‘Alam

DAFTAR PUSTAKA


Atsqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram, Maktabah Daar Ahyaa’ Al-Kitab Al-Arabiyah Indonesia, Tanpa tahun,
Sabiq, Sayid, Fiqhu As-Sunnah, Beirut, Dar Al-Fikr, 1403H
Photo
oleh Abu Rayhan
ditulis ulang oleh DS Tabrani on Tata Cara Shalat Jenazah

Jumat, 28 Desember 2012

Penyakit HIV


penyakit hiv



Penyakit HIV - Kali ini resep sehat akan membahas Penyakit HIV, sebelumnya saya memberi tahu bagi Anda yang butuh artikel dan bacaan mengenai komputer, Anda bisa klik Teknik Komputer, oke mari kita simak.

  • Pengertian penyakit HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau syndrome penurunan kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV/AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang dan sangat sulit untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS berakhir dengan kematian, karena hingga saat ini penyakit AIDS belum ada obatnya.

Penderita penyakit AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini tentu sangat memprihatinkan. Pada awal tahun 2004 ada enam propinsi yang diprioritaskan berhubung tingginya jumlah kasus HIV/AIDS, yaitu Jakarta, Papua, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat dan Riau. Kemudian pada akhir 2004 bertambah enam propinsi lagi yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Banten.
Penyakit AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Namun tidak semua orang yang terinfeksi HIV akan mengalami gejala AIDS. AIDS dapat ditularkan lewat hubungan seksual, persalinan dan menyusui, dan kontak darah dengan penderita.

  • Gejala infeksi HIV/AIDS
  • Gejala infeksi HIV/AIDS tahap awal
Sebagian besar orang yang terkena infeksi HIV tidak menyadari adanya gejala infeksi HIV tahap awal. Karena, tidak ada gejala mencolok yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal, bahkan mungkin sampai bertahun-tahun kemudian.  Meskipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV akan membawa virus HIV dalam darahnya. Orang yang terinfeksi tersebut akan sangat mudah menularkan virus HIV kepada orang lain, terlepas dari apakah penderita tersebut kemudian terkena AIDS atau tidak . Untuk menentukan apakah virus HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah dengan tes HIV.

  • Gejala infeksi HIV/AIDS tahap menengah
Gejala infeksi HIV pada tahap menengah sudah lebih jelas, misalnya flu yang berulang-ulang : lesu, demam, berkeringat, otot sakit, pembesaran kelenjar limfe, batuk.
Gejala infeksi HIV lainnya yaitu infeksi mulut dan kulit yang berulang-ulang, seperti sariawan, atau gejala-gejala dari infeksi umum lain yang selalu kambuh karena penurunan kekebalan tubuh.

  • Gejala infeksi HIV/AIDS tahap akhir
Gejala infeksi HIV tahap akhir disebut juga gejala AIDS, yaitu berat badan menurun dengan cepat, diare kronis, batuk, sesak nafas (infeksi paru-paru, tuberculosis yang telah meluas), bintik-bintik atau bisul berwarna merah muda atau ungu (kanker kulit yang disebut sarcoma kaposi), pusing-pusing, bingung, infeksi otak.

  • Penyebab penyakit HIV/AIDS
Penyebab penyakit HIV/AIDS adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang system kekebalan tubuh sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang rusak. Penderita infeksi HIV menjadi sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi. Pada tahap akhir, penderita tidak bisa tahan terhadap kuman-kuman yang secara normal bisa dilawannya dengan mudah.

Infeksi HIV ditularkan melalui hubungan badan baik vagina, anus, dan kontak dengan darah penderita HIV, seperti lewat jarum suntik, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV, menerima transfusi darah yang terinfeksi, serta transplantasi organ tubuh.

Apabila anda merasa telah terkena infeksi HIV segeralah periksa ke dokter. Hindari tempat-tempat yang banyak serangan penyakit. Tidak melakukan hubungan badan dan mencegah kehamilan, serta jangan menjadi donor darah , sperma, ataupun organ tubuh.

Sebagai tambahan: infeksi HIV/AIDS tidak bisa ditularkan lewat kontak sosial biasa seperti berjabat tangan dan berpelukan. Makanan atau alat-alat makan. Toilet dan kolam renang. Gigitan nyamuk atau serangga lain serta donor darah yang bebas virus HIV.

  • Cara pencegahan penyakit HIV/AIDS
Mencegah penyakit HIV/AIDS relatif lebih mudah dibandingkan dengan mengobatinya. Mencegah penyakit HIV/AIDS akan semakin penting artinya berhubung penyakit ini belum ditemukan obatnya. Berikut ini beberapa cara pencegahan penyakit HIV/AIDS:
Setialah dengan suami atau istri anda. Lakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan hidup anda (safe sex).
Menghindari seks bebas (free sex). Jangan melakukan hubungan badan dengan pekerja seksual (PSK) atau berganti-ganti pasangan.

Gunakan kondom secara benar dalam berhubungan seksual, kecuali untuk pasangan-pasangan yang menginginkan bayi. Kondom bisa menurunkan resiko infeksi tetapi tidak dapat mencegahnya secara total. Kondom yang terbuat dari selaput (membrane) binatang terlalu tipis untuk dapat melindungi.
Hindari penyalah-gunaan obat terlarang, narkoba dan penggunaan jarum suntik bersama-sama.

Bila ingin akupunctur, tattoo, atau tindik telinga pastikan bahwa alat-alat yang dipakai telah disterilkan.
Bila perlu operasi, sebaiknya minta transfuse darah autologous, yaitu donor darah untuk nantinya dipakai sendiri.
 
  • Kewaspadaan umum untuk mencegah infeksi HIV/AIDS
Prinsip kewaspadaan dalam menghindari penyakit AIDS mutlak diperlukan bagi mereka yang rentan terhadap penularan infeksi HIV. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip kewaspadaan umum(general precaution), yakni pedoman tentang cara pengendalian infeksi untuk melindungi para pekerja medis, pasien, maupun orang lain sehingga mereka terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.

Kewaspadaan umum dalam mencegah infeksi HIV/AIDS meliputi :
  1. Cara menangani dan membuang benda-benda tajam yang dapat menimbulkan luka, sayatan atau tusukan. Termasuk dalam hal ini adalah jarum, jarum hipodermik, pisau bedah, gunting, perangkat infus, gergaji, pecahan kaca, dan lain-lain.
  2. Membersihkan tangan dengan sabun dan air sebelum maupun sesudah melakukan semua prosedur operasi.
  3. Memakai alat pelindung seperti sarung tangan, jubah, masker, dan kacamata pelindung bila terpaksa harus bersentuhan langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya.
  4. Melakukan pembersihan atau desinfeksi peralatan kerja dan lain-lain yang terkontaminasi.
  5. Penanganan tempat tidur, seprei kotor, lantai yang terkena noda secara tepat.
Sekalipun prinsip kewaspadaan umum untuk mencegah HIV/AIDS ini terutama ditujukan kepada para pekerja medis, tak ada salahnya bila kita semua berhati-hati dan waspada untuk mencegah terjadinya luka yang disebabkan oleh jarum, pisau, gunting dan peralatan tajam lainnya. Apalagi bila kita hidup berdampingan dengan orang yang terkena infeksi HIV.

Akhirnya, menerapkan gaya hidup sehat dan setia pada pasangan suami atau istri anda mungkin adalah cara paling sederhana yang bermanfaat agar terhindar dari penyakit HIV/AIDS yang mematikan ini.

Itulah pembahasan kita kali ini mengenai Penyakit HIV, terus ikuti update artikel di blog resep sehat ini dan jangan lupa follow blog ini, selanjutnya Anda bisa membaca artikel yang memberikan banyak Tips silahkan di klik dan semoga bermanfaat.

Senin, 24 Desember 2012

Menjaga Kesehatan Mata

menjaga kesehatan mata




Menjaga Kesehatan Mata - Kali ini resep sehat akan membahas Menjaga Kesehatan Mata, sebelumnya saya memberi tahu bagi Anda yang butuh artikel dan bacaan mengenai komputer, Anda bisa klik Teknik Komputer, oke mari kita simak.

  • Periksa mata sejak usia dini
Bila kita mempunyai catatan keluarga dengan penyakit mata, gula darah atau tekanan darah tinggi, maka kita sebaiknya periksa ke dokter mata segera. Namun demikian, meski kita tidak mempunyai tanda atau gejala penyakit mata, kita tetap dianjurkan melakukan pemeriksaan penyakit mata bila umur sudah mencapai 40 tahun. Pemeriksaan mata ini merupakan langkah antisipasi.

  • Ketahui catatan kesehatan keluarga
Penyakit mata bisa menyerang siapa saja, termasuk orang terdekat di keluarga kita. Mengetahui catatan kesehatan mata dari keluarga terdekat, akan sangat bermanfaat. Kita bisa membicarakan catatan kesehatan tersebut dengan dokter mata untuk mengurangi resiko terkena penyakit mata ataupun kehilangan penglihatan.

  • Memakai pelindung mata
Bekerja di sebuah proyek konstruksi, pabrik ataupun sekedar aktifitas olah raga bisa menyebabkan seseorang terkena cedera mata. Kita bisa menghindari cedera tersebut dengan memakai pelindung mata yang tepat. Perusahaan yang baik biasanya menyediakan peralatan keselamatan kerja bagi para karyawannya, termasuk pelindung mata.

  • Intervensi awal
Intervensi awal sedini mungkin akan sangat membantu. Kenapa ? Sebab, penyakit mata sering terkait dengan pertambahan usia seseorang. Misalnya katarak, glaucoma, diabetic retinopathy, dan AMD (age-related macula degeneration ). Saat ini penderita keempat penyakit mata itu sekitar 28 juta jiwa, dan diprediksi bakal melonjak tajam menjadi 43 juta pada 2020.
Gangguan mata yang serius seperti glaucoma dan AMD, akan lebih mudah diobati jika didiagnosis sejak dini. Jika terlambat, akan beresiko kehilangan penglihatan dan bahkan kebutaan.

  • Mengetahui tempat perawatan mata
Jika kita menginginkan mata kita sehat, maka kita harus mengetahui kemana tempat merawat mata yang baik. Dalam hal ini dokter mata, ahli mata dan ahli optik sangat berperan penting dalam memberikan pelayanan perawatan mata. Mereka masing-masing memiliki tingkat ilmu dan keahlian yang spesifik.

  • Ikuti petunjuk penggunaan lensa mata
Jika kita menggunakan lensa mata atau lensa kontak, maka kita harus mengikuti petunjuk penggunaan lensa tersebut. Sejumlah orang sering tidak mengikuti petunjuk perawatan dan penggunaan lensa kontak. Misalnya, tidur malam dengan memakai lensa mata, menggunakan air liur atau air biasa sebagai larutan pembasah, atau malah memakai cairan kadaluwarsa.

  • Menghindari kelelahan mata
Seperti organ tubuh lainnya, mata juga bisa mengalami kelelahan. Misalnya jika kita terlalu lama bekerja di depan layar monitor atau pekerjaan lain seperti menulis, menggambar dan lain-lain.
Jika mata kita lelah, coba ikuti jurus 20 – 20 – 20. Maksudnya, setiap 20 menit bekerja di depan komputer sebaiknya beristirahat paling tidak 20 detik dengan melihat benda atau objek yang jaraknya 20 kaki (6 meter). Saya pribadi memakai jurus 60 – 10, maksudnya setiap 60 menit bekerja di depan computer, istirahat 10 menit dengan beranjak dari tempat duduk. Jalan sebentar melihat hal lain, lalu balik lagi.
Kelelahan mata yang terus-menerus bisa berakibat sindrom mata kering dan presbiopia atau proses kehilangan fokus penglihatan pada objek dekat.

  • Menggunakan kacamata hitam
Memakai kacamata hitam selain alasan gaya dan fesyen, juga dapat membendung paparan sinar ultraviolet hingga 100 persen. Dengan begitu kacamata hitam bisa menghambat pertumbuhan katarak. Kenapa ? Sebab, kacamata hitam bisa melindungi mata dari sinar matahari secara langsung yang dapat merusak retina.
Kegunaan lain kacamata hitam adalah melindungi kulit kelopak mata, mengurangi resiko keriput serta kanker kulit di sekitar mata.

  • Mengkonsumsi makanan bergizi
Fungsi retina bisa rusak bila tubuh kita kekurangan vitamin atau mineral. Karena itu konsumsilah makanan yang bergizi. Sayuran seperti wortel diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata. Demikian pula sayuran lain, terutama sayuran hijau, sangat berguna bagi kesehatan mata.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan dengan kadar vitamin C, vitamin E, seng, lutein, zeaxanthin dan asam lemak omega 3 DHA dan EPA cenderung memiliki resiko rendah terkena AMD.

  • Stop merokok
Tembakau sangat berdampak buruk bagi mata kita, terutama degenerasi makula mata yang berkaitan dengan usia atau AMD (age-related macula degeneration). AMD bisa diartikan kerusakan makula (saraf di mata) berupa menurunnya kerapatan pigmen yang berperan menyaring cahaya yang masuk ke mata. Akibatnya, penderita AMD tidak bisa melihat dengan jelas.
Riset menunjukkan bahwa perokok dan mantan perokok lebih rentan terkena AMD dibandingkan mereka yang bukan perokok. Perokok juga mempunyai resiko untuk terkena katarak.

Akhirnya, harus digaris bawahi bahwa, gangguan atau penyakit pada mata banyak yang berkaitan dengan perkembangan usia. Karena itu menjaga kesehatan indera penglihatan secara tepat semenjak usia dini sangat bermanfaat bagi indera penglihatan yang sehat saat tua nanti.

Itulah pembahasan kita kali ini mengenai Menjaga Kesehatan Mata, terus ikuti update artikel di blog resep sehat ini dan jangan lupa follow blog ini, selanjutnya Anda bisa membaca artikel yang memberikan banyak Tips silahkan di klik dan semoga bermanfaat.
10 tips menjaga kesehatan mata secara tepat <!-- All in One SEO Pack 1.6.15.2 by Michael Torbert of Semper Fi Web Design[357,436]

Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya) sebagai Pestisida Alami yang Ramah Lingkungan


Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis yang dinilai praktis oleh para petani dan pecinta tanaman untuk mencegah tanamannya dari serangan hama, ternyata membawa dampak negatif yang cukup besar bagi manusia dan lingkungan. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) tercatat bahwa di seluruh dunia terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang setiap tahunnya. Dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri), membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di lingkungan menjadi tidak stabil / tidak seimbang.

Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis, mendorong berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan / pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti pestisida sintesis. Salah satu pestisida alami yang dapat digunakan adalah ekstrak daun pepaya. Selain ramah lingkungan, pestisida alami merupakan pestisida yang relatif aman dalam penggunaannya dan ekonomis. Untuk itu, penulis akan membahas mengenai pemanfaatan ekstrak daun pepaya (Carica papaya) sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan.
Kandungan Kimia Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya (Carica papaya) mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A 18250 SI , vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat Arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram , papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, Daun pepaya mengandung bahan aktif “Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”
Cara Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya (Carica papaya)
( ilustrasi cara pembuatan pestisida alami dari daun pepaya)
Adapun langkah- langkah pembuatan pestisida alami dari daun pepaya, yaitu:
1. Mengumpulkan kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar).
2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.
3. Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam.
4. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
Manfaat Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya) sebagai Pestisida Alami
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam seperti tumbuhan. Adapun beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain:
Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
Dapat membunuh hama/ penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb.
Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam
Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai bahkan tersedia bibit secara gratis (ekonomis).
Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh untuk tanamannya.
Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman). Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.

Minggu, 23 Desember 2012

Bunga Bank


FATWA MAJELIS TARJIH DAN TAJDID
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

                                   NOMOR : 08 TAHUN 2006
بسم الله الرحمن الرحيم

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, setelah:  

MEMBACA DAN MEMPELAJARI    :
 
Hasil Halaqah Nasional Tarjih yang dilaksanakan di Jakarta pada hari Ahad tanggal 21 Jumadalawal 1427 H yang bertepatan dengan 18 Juni 2006 M dan dihadiri oleh Pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid Pusat dan wakil dari Pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid Wilayah serta undangan dari Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan;



MENIMBANG :   
   
1.    Bahwa sistem ekonomi berbasis bunga (interest) semakin diyakini sebagai berpotensi tidak stabil, tidak berkeadilan, menjadi sumber berbagai penyakit ekonomi modern, menggantungkan pertumbuhan pada penciptaan hutang baru, merupakan pemindahan sistematis uang dari orang yang memiliki lebih sedikit uang kepada orang yang memiliki lebih banyak uang, seperti tampak dalam krisis hutang Dunia Ketiga dan di seluruh dunia, serta merupakan pencurian uang diam-diam dari orang yang menabung, yang berpenghasilan tetap dan memasuki kontrak jangka panjang;
2.    Bahwa oleh karena itu terdapat argumen kuat untuk mendukung sistem keuangan bebas bunga bagi abad ke-21 yang sejalan dengan ajaran Islam dan ajaran Kristen awal (James Robertson), perlu mengeliminir peran bunga dan bahwa absensi riba dalam perekonomian mencegah penumpukan harta pada sekelompok orang dan terjadinya mislokasi produksi, serta mencegah gangguan-gangguan dalam sertor riil, seperti inflasi dan penurunan produktifitas ekonomi makro;
3.    Bahwa Ekonomi Islam yang berbasis prinsip syariah dan bebas bunga telah diperkenalkan sejak beberapa dasawarsa terakhir dan institusi keuangan Islam (syariah) telah diakui keberadaannya dan di Indonesia telah terdapat di banyak tempat;
4.    Bahwa perlu mendorong Persyarikatan dan seluruh warga Muhammadiyah serta umat Islam secara umum untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi yang berdasarkan prinsip syariah dan bebas bunga, dan yang tidak saja bertujuan meningkatkan ekonomi rakyat dan kesejahteraan bersama, tetapi juga secara nyata telah menjadi wahana dakwah konkret yang efektif;

 
MENGINGAT :
1.    Ayat-ayat al-Qur’an:
a.    Surat an-Nisa’ (4): ayat 160-161:
فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْناَ عَلَيْهِمْ طَيِّبتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيْلِ الله كَثِيْرًا [160] وَأَخْذٍِهِمُ الرَّبوا وَقَدْ نُهُوْا عَنْهُ وَأَكْلِهِم أَمْوَالِ النَّاسِ بِاْلباَطِلِ وَأَعْتَدْناَ لِلْكفِرِيْنَ مِنْهُمْ عَذَاباً أَلِيْماً [161].
Artinya: Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka memakan makanan yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya meereka telah dilarang daripadanya, dan karena memakan harta orang dengan jalan batil. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
b.    Surat Ali Imran (3): 130,
يآ أَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَأْكُلُوْا الرِّبوا أَضْعَافًا مُضعَفَةً وَاتَّقُوْا الله لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ [آل عمران : 130] .
Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah kamu makan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan [Q. 3: 130].
c.    Surat al-Baqarah (2): 275 dan 278-279,
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبوا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ اْلمَسِّ ذلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوْا إِنَّماَ اْلبَيْعُ مِثْلُ الرِّبوا وَأَحَلَّ الله اْلبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبوا ... ... ... يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا الله وَذَرُوْا ماَ بَقِيَ مِنَ الرِّبوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوْا فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ مِنَ الله وَرَسُوْلِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوْسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُوْنَ وَلاَ تُظْلَمُوْنَ [البقرة : 275 و 278 - 279] .    
Artinya: Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila. Hal itu disebabkan mereka berkata (berpendapat): sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, pada hal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba … … … Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu adalah orang-orang yang beriman. Maka jika tidak kamu lakukan, maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya [Q. 2: 275 dan 278-279].
2.    Hadis-hadis Rasulullah saw,
a.    Hadis Ab­ Hurairah,
عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوْا السَّبْعَ اْلمُوْبِقَاتِ قِيْلَ ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَماِ هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ باللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتي حَرَّمَ الله إِلاَّ باِلْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ اْليَِتِيْمِ وَأكْلُ الرِّباَ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفِ الْمُحْصَناَتِ اْلغَافِلاَتِ اْلمُؤْمِنَاتِ [رواه الجماعة واللفظ لمسلم] .
Artinya: Dari Ab­ Hurairah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw bersabda: Hindarilah tujuh dosa besar yang mencelakakan! Kepada Rasulullah ditanyakan: Apa dosa-dosa besar dimaksud wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Menyekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya secara tanpa hak, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari medan pertempuran, dan mencemarkan nama baik wanita mukmin yang lengah [Riwayat jamaah ahli hadis, dan lafal ini adalah lafal Muslim].
b.    Hadis ‘Amr riwayat Ab­ D±w­d,
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَمْروٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ الله (ص) ِفيْ حَجَّةِ اْلوَدَاعِ يَقُوْلُ : أَلاَ إِنَّ كُلَّ رِباً مِنْ رِباَ اْلجاَهِلِيَّةِ مَوْضُوْعٌ لَكُمْ رُؤُوْسُ أَمْواَلِكُمْ لاَ تَظْلِمُوْنَ وَلاَ تُظْلَمُوْنَ [رواه أبو داود] .
Artinya: Dari Sulaim±n Ibn ‘Amr, dari ayahnya (dilaporkan bahwa) ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda pada waktu Haji Wadak: Ketahuilah bahwa setiap bentuk riba Jahiliah telah dihapus; bagimu pokok hartamu, kamu tidak menzalimi dan tidak dizalimi [HR Ab­ D±w­d].
c.    Hadis ‘Ub±dan Ibn a¡-¢±mit,
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَاْلفِضَّةُ بِاْلفِضَّةِ وَاْلبُرُّ بِاْلبُِرِّ وَالشَّعِيْرُ باِلشَّعِيْرِ وَالتَّمَرُ بِالتَّمَرِ وَالْمِلْحُ باِلْمِلْحِ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَواَءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذه اْلأَصْناَفِ فَبِيْعُوْا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدِ [رواه الجماعة وهذا لفظ مسلم] .
Artinya: Dari ‘Ub±dah Ibn a¡-¢±mit (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: [Pertukarkanlah] emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, jawawut dengan jawawut, kurma dengan kurma, garam dengan garam secara sama jumlahnya dan secara tunai. Apabila macamnya berbeda, maka perjualbelikanlah sesuai kehendakmu asalkan secara tunai [HR Jamaah ahli hadis, dan ini adalah lafal Muslim].
d.    Hadis Ab­ Hurairah
عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً تَقاَضى رَسُوْلَ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَغْلَظَ لَهُ فَهَمَّ أَصْحَابُهُ فَقاَلَ دَعُوْهُ فَإِنَّ لِصَاحِبِ اْلحَقِّ مَقَالاً وَاشْتَرُوْا لَهُ بَعِيْرًا فَأَعْطُوْهُ إِياَّهُ ، وَقَالُوْا لاَ نَجِدُ إِلاَّ أَفْضَلَ مِنْ سِنِّهِ قَالَ اشْتَرُوْهُ فَأَعْطُوْهُ إِياَّهُ ، فَإِنَّ خَيْرَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضاَءً [رواه البخاري ومسلم] .   
Artinya: Dari Ab­ Hurairah r.a. (diriwayatkan) bahwa seorang laki-laki menagih hutang kepada Rasulullah saw dengan kasar sehingga geramlah para Sahabatnya, lalu Rasulullah saw bersabda: Biarkanlah dia, karena pemilik hak mempunyai hak untuk bersuara, dan belikan untuknya seekor unta kemudian serahkan kepadanya. Para Sahabat mengatakan: Kami tidak mendapatkan unta yang sama dengan untqanya, yang ada adalah unta yang lebih baik dari untanya. Rasulullah saw bersabda: Berikan kepadanya, sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik melakukan pembayaran [HR al-Bukh±ri dan Muslim].
e.    Hadis Ibn ‘Abb±s (juga diriwayatkan dari ‘Ub±dah Ibn a¡-¢±mit, ‘Aisyah dan Ab­ Hurairah),
عَنِ ابْنِ عَباَّسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ ضَرَرَ  وَلاَ ضِرَارَ [رواه أحمد وابن ماجه ومالك والدارقطني والبيهقي]
Artinya: Dari Ibn ‘Abb±s (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Tidak ada tindakan mudarat dan membalas kemudaratan [HR Ahmad, Ibn M±jah, M±lik, D±raqu¯n³ dan al-Baihaq³].
3.    Kaidah-kaidah Hukum Islam (al-qaw±‘id al-fiqhiyyah)
a.    اَلضَّرَرُ يُزَالُ     (Kemudaratan dihilangkan)
b. اْلأَمْرُ إِذَا ضَاقَ اتَّسَعَ   (Suatu hal apabila mengalami kesulitan diberi kelapangan).
c.    اَلْمَشَقَّةُ تَجْلِبُ التَّيْسِيْرِ  (Kesukaran membawa kemudahan).
4.    Fatwa, keputusan dan kesepakatan para fukaha dalam berbagai forum yang mengharamkan bunga:
a.    Keputusan Muktamar II Lembaga Penelitian Islam (Majma‘ al-Bu¥­£ al-Isl±miyyah) al-Azhar, Kairo, Muharam 1385 H/Mei 1965 M.
b.    Keputusan Muktamar Bank Islam II, Kuwait, 1403 H/1983 M.
c.    Keputusan Muktamar II Lembaga Fikih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI), Jeddah, 10-16 Rabiulakhir 1406 / 22-28 Desember 1985.
d.    Keputusan Sidang IX Dewan Lembaga Fikih Islam, Rabitah Alam Islami, Mekah, 19 Rajab 1406 H / 1986 M.
e.    Fatwa Komite Fatwa al-Azhar tanggal 28 Februari 1988.
f.    Fatwa D±r al-Ift±’ Mesir tanggal 20-02-1989 yang ditandatangani oleh Mufti Negara Mesir yang menyatakan, “Setiap pinjaman (kredit) dengan bunga yang ditetapkan di muka adalah haram.”

5.    Penegasan para ulama,
a.    Al-Ja¡¡±¡ dalam A¥k±m al-Qur’an (I: 635 dan 637),
وَالرِّباَ الَّذِيْ كاَنَت اْلعَرَبُ تَعْرِفُهُ وَتَفْعَلُهُ إِنَّماَ كَانَ قَرْضَ الدَّرَاهِمِ وَالدَّناَنِيْرِ إِلى أَجَلٍ بِزِياَدَةٍ عَلى مِقْدَارِ ماَ اسْتُقْرِضَ عَلى مَا يَتَرَاضَوْنَ بِهِ ... هَذاَ كاَنَ الْمُتَعاَرَفَ الْمَشْهُوْرَ بَيْنَهُمْ .
Artinya: Riba yang dikenal dan dipraktikkan oleh masyarakat Arab (Jahiliah) itu sesungguhnya adalah mengkreditkan (meminjamkan) uang dirham atau dinar untuk jangka waktu tertentu dengan tambahan atas jumlah yang dipinjam sesuai dengan kesepakatan mereka …. Inilah praktik yang populer di kalangan mereka [I: 635].
وَالثَّاني أَنَّهُ مَعْلُوْمٌ أَنَّ رِباَ الْجَاهِلِيَّةِ إِنَّماَ كَانَ قَرْضًا مُؤَجَّلاً بِزياَدَةٍ مَشْرُوْطَةٍ فَكاَنَتِ الزِّياَدَةُ بَدَلاً مِنَ اْلأَجَلِ فَأَبْطَلَهُ الله تَعَالى وَحَرَّمَهُ وَقَالَ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوْسُ أَمْوَالِكُمْ وَقَالَ تَعَالى وَذَرُوْا ماَ بَقِيَ مِنَ الرِّباَ.
Artinya: Kedua, diketahui bahwa riba Jahiliah itu sesungguhnya adalah suatu kredit berjangka dengan tambahan pengembalian yang disyaratkan. Jadi tambahan itu merupakan imbalan atas jangka waktu yang diberikan. Maka Allah Yang Maha Tinggi membatalkan dan mengharamkannya, serta menegaskan ‘Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu’ dan menegaskan juga ‘… dan tinggalkanlah sisa-sisa riba’[I: 637].

b.    Ar-R±z³ dalam at-Tafs³r al-Kab³r [VII: 85],
كَانُوْا يَدْفَعُوْنَ اْلماَلَ عَلى أَنْ يَأْخُذُوْا كُلَّ شَهْرٍ قَدَرًا مُعَيَّناً وَيَكُوْنَ رَأْسَ اْلماَلِ بَاقِياً ثُمَّ إِذَا حَلَّ الدَّيْنُ طَاَلبُوْا اْلمَدْيُوْنَ بِرَأْسِ اْلماَلَ فَإِِنْ تَعَذَّرَ عَلَيْهِ اْلآدَاءُ زَادُوْا فيِ اْلحَقِّ وَاْلأَجَلِ.
    Artinya: Mereka [di zaman Jahiliah] menyerahkan harta dengan ketentuan akan mengambil sejumlah imbalan tertentu setiap bulan, sementara pokok modal tetap, kemudian apabila hutang itu telah jatuh tempo mereka menagih debitur untuk mengembalikan modal tadi, dan apabila ia tidak dapat mengembalikannya, mereka memberi tambahan sebagai imbalan penangguhan [VII: 85].       
c.    Syeikh Mu¥ammad Ab­ Zahrah,
وَرِبَا اْلقُرْآنِ هُوَ الرِّباَ الَّذِيْ تَسِيْرُ عَلَيْهِ اْلمَصَارِفُ وَيَتَعَامَلُ بِهِ النَّاسُ فَهُوَ حَرَامٌ لاَ شَكَّ فِيْهِ .
    Artinya: Dan riba [yang dilarang dalam] al-Qur’an itu adalah riba yang berlaku pada bank-bank dan  dipraktikkan oleh masyarakat; itu tidak ragu lagi adalah haram.
d.    Syeikh Y­suf al-Qar±«±w³,
فَوَائِدُ اْلبُنُوْكِ هِيَ الرِّباَ الْمُحًرَمُ  (Bunga bank adalah riba yang diharamkan).
MEMPERHATIKAN    :   

1.    Putusan Tarjih tentang “Kitab Beberapa Masalah” No. 19 a dan b;
2.    Putusan Tarjih di Sidoarjo Tahun 1968 tentang Masalah Bank, khususnya angka 4 yang, “Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga perbankan yang sesduai dengan qaidah Islam;”
3.    Putusan Tarjih di Wiradesa Tahun 1972 tentang Perbankan angka 1 yang “Mengamanatkan kepada PP Muhammadiyah untuk segera dapat memenuhi keputusan Muktamar Tarjih di Sidoarjo tahun 1968 tentang terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam;”
4.    Keputusan Tarjih di Malang Tahun 1989;
5.    Putusan Tarjih di Padang Tahun 2003.

MENDENGARKAN    :   

1.    Penyajian makalah oleh para narasumber dan diskusi serta pendapat yang berkembang dalam halaqah,
2.    Usulan-usulan yang disampaikan para peserta,

MENCERMATI    :    Tugas dan fungsi Majelis Tarjih dan Tajdid

MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama    :    Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berbasiskan nilai-nilai syariah antara lain berupa keadilan, kejujuran, bebas bunga, dan memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan bersama.
Kedua    :    Untuk tegaknya ekonomi Islam, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar dan tajdid, perlu terlibat secara aktif dalam mengembangkan dan mengadvokasi ekonomi Islam dalam kerangka kesejahteraan bersama.
Ketiga    :    Bunga (interest) adalah riba karena (1) merupakan tambahan atas pokok modal yang dipinjamkan, pada hal Allah berfirman, Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; (2) tambahan itu bersifat mengikat dan diperjanjikan, sedangkan yang bersifat suka rela dan tidak diperjanjikan tidak termasuk riba.
Keempat    :    Lembaga Keuangan Syariah diminta untuk terus meningkatkan kesesuaian operasionalisasinya dengan prinsip-prinsip syariah.
Kelima    :    Menghimbau kepada seluruh jajaran dan warga Muhammadiyah serta umat Islam secara umum agar bermuamalat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, dan bilamana menemui kesukaran dapat berpedoman kepada kaidah “Suatu hal bilamana mengalami kesulitan diberi kelapangan” dan “Kesukaran membawa kemudahan.”
Keenam    :    Umat Islam pada umumnya dan warga Muhammadiyah pada khususnya agar meningkatkan apresiasi terhadap ekonomi berbasis prinsip syariah dan mengembangkan budaya ekonomi berlandaskan nilai-nilai syariah.
Ketujuh    :    Agar fatwa ini disebarluaskan untuk dimaklumi adanya;
Kedelapan    :    Segala sesuatu akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam fatwa ini.

    Difatwakan di Yogyakarta,
                                                          Pada tanggal 1 Jumadilakhir 1427 H
                                                         bertepatan dengan tanggal 27 Juni 2006 H

Pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid
PP Muhammadiyah

                      Ketua,                                                          Sekretaris,


   Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA                             Drs. H. Dahwan, M. Si.

Objek Wisata Kayangan Api Bojonegoro



Kayangan Api merupakan sumber api alam yang menyala sepanjang tahun dan terletak pada posisi yang sangat strategis yaitu dikelilingi oleh hutan-hutan yang dilindungi dan bebas dari pencemaran polusi. selain sumber api abadi di kahyangan api juga terdapat mata air yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Anehnya air ini dari jauh berbau busuk tetapi setelah mendekat baunya itu hilang dan dari jauh air ini kelihatang seperti air mendidih tetapi kalau kita sudah mengambilnya maka air tersebut terasa dingin dan sejuk. Konon, menurut suatu cerita rakyat, keampuhan lokasi Kahyangan Api telah dirasakan semenjak pemerintah Maha Prabu Angling Dharma (Sri Aji Dharma) dari Malawapati, yang melatih para prajurit Malawapati di lokasi Kahyangan Api tersebut.
Bahkan, ada beberapa pusaka Malawapati yang ditempa di Kahyangan Api, termasuk pusaka-pusaka andalan Kerajaan Malawapati dan Kerajaan Bojonegoro pada zaman Hindu madya di masa silam. Meskipun benar tidaknya cerita tersebut belum diketahui secara pasti, Serat Astra Dharma yang saat ini tersimpan di salah satu museum terkenal di Belanda, dapat menjelaskan bahwa hal tersebut benar-benar nyata. Serat yang ditulis pada masa Raja Astra Dharma alias Prabu Purusangkana, ayah kandung Prabu Angling Dharma (putera Prabu Kijing Wahana, suami Dewi Pramesthi) yang legendaris tersebut. Apabila Serat Astra Dharma tersebut dapat dikembalikan ke Indonesia, dapat diketahui dengan pasti bagaimana silsilah raja-raja Malawapati, Yawastina, dan Mamenang yang bersumber dari satu asal yaitu Prabu Parikesit, raja Hastinapura dari India.

 Gambar 2. Kayangan Api setelah dipugar

Kayangan api terletak di kawasan hutan di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem Bojonegoro Jawa Timur. Sebuah desa yang memiliki kawasan hutan kurang lebih 42,29% dari luas desa. Tempat itu dapat ditempuh dengan jarak 25 Km dari arah kota Bojonegoro.

Sumber api tersebut masih dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Api hanya boleh diambil pada saat-saat tertentu, seperti yang sudah-sudah, misalnya, upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X, untuk pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan upacara-upacara yang dianggap sakral.

Menurut versi cerita lainnya, Kayangan Api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Pandhe berasal dari kerajaan Majapahit. Di sebelah barat sumber api terdapat kubangan lumpur yang berbau belerang dan menurut kepercayaan saat itu Mbah Kriyo Kusumo masih beraktivitas sebagai pembuat alat-alat pertanian dan pusaka seperti keris, tombak, cundrik dan lain-lain.

Sekitar 80 meter dari Kayangan api, terdapat sebuah kolam dengan air keruh menggelegak menyerupai air mendidih. Aroma belerang, tersebar begitu mendekat ke sumber air hangat ini. Masyarakat sekitar menamainya, sumber air blekuthuk. Uniknya, air ini tak akan terasa panas jika disentuh.

Gambar 3. Sumber Air Blekuthuk (sumber air mendidih tap dingin)

Menurut juru kunci Kayangan api, dulunya tempat ini merupakan tempat Empu Kriya Kusuma mencelupkan kerisnya yang telah selesai dipanaskan. Di samping itu, ada yang percaya bahwa air blekuthuk ini mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

Sumber Api, oleh masyarakat sekitarnya masih ada yang menganggap keramat dan menurut cerita, api tersebut hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah dilakukan pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X dan untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan/wilujengan dan tayuban dengan menggunakan fending eling-eling, wani-wani dan gunungsari yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo. Oleh sebab itu ketika gending tersebut dialunkan dan ditarikan oleh waranggono tidak boleh ditemani oleh siapapun.

Kini Kayangan Api Bojonegoro tidak lagi seseram dulu, kini setelah banyak wisatawan yang datang mulai banyak perbaikan di objek wisata tersebut mulai dari sarana transportasi, tempat wisata dll. Dan sekarang Kayangan Api tidak hanya milik Bojonegoro saja tetapi telah menjadi milik bangsa Indonesia karena tempat wisata tersebut tidak hanya menarik perhatian wisatawan lokal tapi menarik wisatawan asing juga, karena sumber api ini terbesar di Asia Tenggara.

Busuk Biji Phomosis (Phomosis Seed Decay) Pada Tanaman Kedelai



Biji yang terinfeksi Phomosis spp. Akan retak dan mengkerut atau keriput, mengecil dan terdapat bercak yang merupakan tubuh jamur berwarna coklat keabuan sampai hitam (Koenning, 2002) dan biasanya mempunyai daya kecambah yang rendah. Jika biji digunakna untuk kepentingan agronomis dapat menghasilkan kemunculan bercak pada biji. Busuk biji ini seperti halnya penyakit tular benih lainnya, merupakan hasil dari keterlambatan panen dan kondisi kelembaban selama perkembangan biji. Serangan Phomopsis spp. banyak terjadi pada lahan-lahan pertanian yang ditanami dengan kedelai terutama pada saat pemasakan biji. Jika penen terlambat dan kondisi kelembaban tinggi terjadi maka kemungkinan infeksi pada biji dapat berlangsung (Lemay, 2000).
Gejala lain dari serangan Phomopsis spp.  khususnya Phomopsis longicolla adalah biji tampak berwarna putih pucat serta biji yang terinfeksi tidak dapat berkecambahkarena jamur tersebut merusak embrio. Tingkat perkecambahan dari biji yang kurang dari 70% tidak dapat digunakan lagi sebagai benih untuk perbanyakan (Smith, 1999). Penyebab penyakit ini membentuk piknidium 120-180 x 135-240 µm dan mempunyai 2 macam konidium yaitu konidium alfa yang terdiri dari 1 sel, berukuran 4,9-9,8 µm dan konidium beta, memanjang dan ujung bengkok 20-30 x 0,5-1µm. Pengendalian penyakit ini meliputi penanaman varietas tahan, sanitasi kebun, pembersihan sisa tanaman yang telah dipanen dan perlakuan pasca panen.
Phomopsis spp. merupakan jamur imperfect dari Diaporthe phaseolorum. Konidia jamur Diapothe phaseolorum berbentuk pendek, hialin, satu sel berukuran 4,9 – 9,8 x 1,7-3,2 µm.
Siklus penyakit Diporthe phaseolorum : inokulum awal untuk infeksi berasal dari miselium, piknidia dan perisitia yang menginfeksi biji. Jamur ini menginfeksi banyak tanaman termasuk kedelai (Phaseolis vulgaris), cowpea (vigna unguiculata), garlic (Allium sativum), kacang tanah (Arachis hypogea), bawang (Allium cepa) dan tomat (Lycopersicon esculentum).
Biji-biji yang sakit merupakan sumber inokulum utama dari jamur Diphorthe phaseolorum. Biji-biji menjadi terserang pada saat pembentukan biji dan infeksinya meningkat pada saat panen selama cuaca hangat dan basah, selanjutnya biji mengalami kerusakan dan busuk. Jamur mampu bertahan hidup dalam penyimpanan selama 2 (dua) tahun dalam kondisi dingin dan kering. Infeksi pada biji menyebabkan biji gagal untuk berkecambah (seedling blight). Miselium jamur menyerang ovul melalui funiculus dan hilum. Didalam biji terbentuk koloni jamur pada semua jaringan, permukaan biji, kotiledon dan juga radicle dan plumule.
Pengendalian jamur Diaporthe phaseolorum : menanam tanaman sehat, benih/bii bebas patogen, aplikasi potasium pada tanah untuk mengurangi infeksi pada biji dan penggunaan jins kedelai yang resisten.

Daftar Pustaka
Rasminah, Siti. 2010. Penyakit-Penyakit Pascapanen Tanaman Pangan. UB Press. Malang

ABDUR ROZZAQ FAKHRUDDIN besar, jujur, sederhana


Artikel ini adalah wawancara pak AR ketika beliau masih hidup dengan majalah Jakarta-Jakarta. Semoga dapat menjadi tambahan catatan sejarah umat Islam dan mengingatkan kita kepada kearifan ulama-ulama besar yang pernah kita miliki di tengah-tengah paceklik ulama besar yang sedang kita alami pada saat ini.

Inilah pemimpin organisasi Muhammadiyah yang besar itu. Orangnya sederhana saja. Ia biasa berbaju putih dan bersandal kulit dan menyampalkan dakwah lewat humor. Memang, Pak AR – panggilan akrabnya – orang yang disukai. Mungkin itu pula sebabnya, ia awet jadi ketua. Ia dikenal mampu merangkul berbagai pihak dalam Muhammadiyah. Soal kemampuan bicara ,dengan semua orang ini pula yang jadi modal kepemimpinan Pak AR. Yang menarik pula, ia tidak bergaya boss atau sok berwibawa dan minta diistimewakan. Sebuah anekdot terkenal menceritakan: Pak AR mengikuti ujian untuk mendapat SIM C. Ketika diharuskan melewati jalur zigzag yang sulit, Pak AR turun dan menuntun Yamaha Bebeknya yang berwarna oranye tapi sudah luntur itu, “Lho, kok dituntun pak?”, dan Pak AR menjawab, “Lha, kalau ketetemu jalan seperti ini, saya memang memilih turun saja, daripada jatuh.” Itulah Pak AR, pemimpin yang betul-betul jujur.
Bagaimana Pak A.R. dulu berkenalan dengan Muhammadiyah?
Ceritanya begini, saya secara kebetulan, mulai kecil belajar di SD Muhammadiyah juga. SD Muhammadiyah Bausasran, Yogya. Baru sampai kelas tiga, saya terpaksa pindah ke SD Muhammadiyah Kota Gede. Karena terus terang, ayah saya itu dulu jatuh. Lalu pindah ke desa.
Jatuh apanya?
Jatuh usahanya. Itu gampangnya saja. Ayah dan ibu turut-turut usaha batik. Tapi sesudah itu, ayah dan ibu lalu kembali ke desa, desa itu di Kecamatan Sewugalur. Lalu saya turut mbakyu di Kota Gede. Tahun 1929 saya tamat dari SD Muhammadiyah, kemudian saya sekolah di Mualimin Muhammadiyah di Yogya. Tapi, hanya dua tahun, karena kebetulan waktu itu saya dipanggil, oleh ayah saya, sekitar tahun 1930-1931. Kemudian tahun 1932 ayah saya meninggal di Sewugalur, itu di desa Wonoketi namanya, kebetulan didirikan sekolah, mamanya sekolah Darul Ulun Muhammadiyah atau semacam onderbouw dari Mualimin Muhammadiyah. Walaupun cuma dua tahun di Yogya, saya di sana seolah-olah menonjol.
Umur berapa waktu itu?
Saya lahir tahun 1916, berarti tahun 1932 kira-kira umur 16 toh? Kemudian saya tamat dari sekolah itu tahun 1935. Kemudian waktu itu, model Muhammadiyah adalah murid-murid dari Yogya dikirim ke mana-mana. Ada yang ke jawa Timur, Palembang, Bengkulu, saya termasuk yang dikirim ke Palembang tahun 1935. Mengenal Muhammadiyah sebenarnya ya tahun itu.
Kapan menyadarinya sebagai satu gerakan?
Di kelas dua terakhir di Darul Ulum, saya sudah mulai menyadari.
Dan itu menarik buat Anda?
Lha, buat saya, entah menarik atau tertarik, nyatanya saya sudah mulai. Seperti di desa itu, walaupun di kampung ya sudah ingin ikut-ikut menegakkan Muhammadiyah. Umpamanya, ma’af ya masyarakat di kampung saya itu, kan Islamnya masih tradisional. Artinya 23 hari, 27 hari, 40 hari selamatan kematian itu kan dianggap agama. Saya waktu itu sudah mulai menerangkan, itu bukan agama. Jadi saya mulai sudah ada kesadaran. Kemudian, apalagi, setelah saya jadi guru menengah di Palembang. Di kampung Palembalai, Tanjung Gajah, Palembang, itu, kira-kira 45 kilometer dari Palembang.
Reaksi orang banyak dulu, terhadap Anda bagaimana?
Bukan kepada saya. Tapi kepada Muhammadiyah. Saya bisa memahami orang-orang itu sekurang-kurangnya tidak senang. Tapi, di desa itu ya, ayah saya disebut Kyai, jadi saya dapat bagian dari kewibawaan ayah saya itu.
Ayah sendiri juga Muhammadiyah?
Belum. Tapi ya sudah setengah-setengah. Ayah saya mengakui memang Kyai Ahmad Dahlan pandai.
Terus pengalaman apa yang Anda alami?
Ketika saya berada di Palembalai, Palembang, ketika mengadakan tablig itu, tempatnya dilempari batu, dilempari telur yang belum menetas. Lalu dilempar kayu, bahkan ada ketika saya sedang mengaji Al-Qur’an, ada yang naik dari bawah, sebab rumah di Palembang rata-rata pakai tangga, rumah panggung, sambil bawa pisau, Saya biarkan saja.
Sama sekali tidak bereaksi?
Dari kita? Oh, tidak, Ya sudah, biarkan saja. Saya sedang membaca Qur’an, tapi ya tidak apa-apa itu. Tengah malamnya setelah selesai pengajian itu, tuan rumah yang dikejar-kejar akhirnya lari karena takut.
Seru ya?
Buat saya, sebagai orang Jawa, ya seru. Rupanya di sana tidak apa-apa. Sudah biasa. Lalu di samping itu, di masyarakat saya sendiri, artinya kampung yang saya tempati di Palembalai itu, saya sampai ditanya, dicurigai. Orang sana kalau memanggil saya, guru. “Guru, guru mau tahu orang yang paling benci pada Muhammadiyah? Itu tho, yang jalan kaki. Namanya Hafid,” kata orang orang. Nah, karena saya diberitahu bahwa itulah orang yang paling benci, kebetulan tiap pagi itu ia. mesti jalan, entah ke kecamatan atau ke mana, saya tidak tahu. Dan saya juga sering berpapasan. Saya sapa, “Assalamu’alaikum.” Dia jawab tidak, melihat saya juga tidak. Terus demikian. Dalam hati saya, kalau saya memberi salam, saya dapat pahala. Dia tidak menjawab, dia yang berdosa. Akhirnya saya terus. Asal bertemu, menyapa, “Assalamu’alaikum.” Sampai berapa lama, saya lupa. Lama lama dia menjawab salam, ya, alhamdulillah. Terus, lama-lama dia menjawab lagi, tapi sekarang sambil melihat saya, “Wa’alaikumsalam.” Lama-lama, besoknya, saya ajak omong, “Tuan ini rumahnya di mana? Boleh saya datang ke rumah?” Dia itu seorang puteh, kalau di Jakarta seperti lebai begitu. Suatu ketika. saya disuruh jadi imam. Saya tanya, “Tuan puteh, kalau sholat pakai ushali nggak?” Ia jawab, “Lho pakai.” Saya jawab lagi, “Saya tidak. Saya makmum saja, sebab nanti kalau saya yang jadi imam, mungkin tuan puteh tidak senang, karena saya tidak pakai ushali,” Lama lama, karena saya sering ke situ, dia tanya sama saya, “Pak, saya mau tanya boleh nggak? Guru ini orang Muhammadiyah, betul nggak?” Saya jawab saja, “Oh betul, tulen. Saya ini mulai kecil sekolah Muhammadiyah. Saya menjadi guru, juga guru Muhammadiyah. Ada apa?” Katanya, “Begini, di sini Muhammadiyah kan sudah lama. Sudah tiga. empat tahun. Dulu, guru yang di sini nggak ada yang datang pada saya. Tapi guru ini lain.” Saya jawab lagi, “Kenapa lain? Kita ini kan orang Islam, Sama-sama orang Islam kan bersaudara. Tapi saya mempunyai pendirian, dan saya bermuhammadiyah.” Pernah pada suatu ketika, saya dipanggil, disuruh memberi pengajian. Menerangkan tentang surat Yassin, Jadi, khasiatnya surat Yassin. Kelabakan saya. Saya tak mengerti itu. Saya mulai dari kecil sudah di Muhammadiyah, di Muhammadiyah tidak ada itu. Surat Yassin seolah-olah dikultuskan. Sehingga dikatakan lagi, semua pakai Yassin kok. Ada orang mau mati dibacakan surat Yassin, ada anak lahir surat Yassin. Ada pindah rumah pakai surat Yassin, kan sampai sekarang ya, mungkin ya, mahasiswa-mahasiswa yang orang sana itu, ya, kalau mau ujian baca Yassin, kalau mau pacaran ya semua begitu.
Sudah, Saya tidak mengerti ini. Tapi dalam hati saya, orang ini memanggil saya berarti sudah bersimpati pada saya. Ya, baik. Pendeknya, ibarat orang maju dengan tangan kosong. Karena memang Muhammadiyah sendiri tiap hal begitu harus diberantas. Sampai saya pada hari libur pergi ke Palembang. Cari fadlilahnya surat Yassin, saya tidak percaya karena itu bukan dari hadits.
Kalau bisa dirumuskan, hambatan apa yang paling jadi persoalan bagi Muhammadiyah?
Aa itu gini. Kyai Dahlan mendirikan Muhammadiyah, sesungguhnya nama Muhammadiyah itu artinya golongan Muhammad atau pengikut Muhammad, ingin menegakkan agar dalam beragama itu menurut Muhammad. Toh, Kyai Dahlan mempunyai satu pendirian kalau ini agama Allah, bukan ciptaan manusia. Nah, yang paling mengabdi kepada agama. Islam itu, Muhammad. Oleh karena itu Kyai Dahlan punya pendirian, mengerjakan agama itu ya, menurut Muhammad. Tapi kehidupan masyarakat Islam di Indonesia, itu hidupnya atas dasar mutakhliq. Mutakhliq itu artinya pengikut secara mutlak apa yang dikatakan Kyai. Agama itu harus ada dasarnya. Orang sholat pakai ushali, kalau mereka ditanya kenapa memakai ushali, ndak ngerti. Ya, begitulah Kyai mengajar. Dari situ banyak pelajaran dalam agama yang umat Islam merasakan, itu semua bukan atas dasar Qur’an dan hadis, tapi cuma pengertian dari Kyai. Jadi kalau kita tanya mengapa saudara. kalau habis wudhlu berdo’a, tanya darimana itu? Nggak ngerti. Doanya juga sudah panjang, Kalau dilihat dari hadits itu cuma “Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna Muhammadur Rasullullah”, Tapi mereka selalu berbuat, Allahumma waj’alni mintaawabbina waj’alni… Kalau itu ditanya dari mana? Tidak ngerti. Kami sebagai orang Muhammadiyah, lebih-lebih sebagai Kyai, kembali pada Al-Qur’an dan Hadits.
Agama itu sudah sempurna oleh Nabi. Sudah,disempurnakan oleh Allah. Jadi nanti kalau berhubungan dengan praktek, kyai-kyai itu nanti ada yang dicampur dengan unsur untuk mencari penghidupan. Misalkan sakit dua bulan, lalu tidak shalat. Kita tanya, “Bisa ndak diganti” jawab Kyai itu “Bisa coba kita hitung dua bulan. Sehari semalam shalatnya lima kali, jadi dalam satu bulan 150 kali. Kalau dua bulan 300 kali. Ingin kamu tebus 300 itu dikali 10 kilogram beras jadi 3.000.” Kita jawab, “Wah, sudah, susah deh Kyai.” “Ya, lalu bisanya berapa?” tanya Kyai. Dijawab lagi, “Cuma 50 kilogram,” Kyai akan berkata, “Sudah, 50 kilogram, bawa beras itu. Ini beras buat menebus dosa-dosa ayahmu.” “Ya, saya terima, pak Kyai.” Lalu orang itu diberitahu kepada orang nomor dua, “Ini beras saya. Saya titipkan pada saudara untuk menebus shalat ayah saya.” “Ya.”  Lalu diberikan lagi kepada yang lain… terus… terus begitu sampai shalat yang terakhir tertebus. “Saya bawa ini untak fitrah, tapi saya tidak bawa beras 21/2 kilogram beras ini buat fitrah. Boleh saya beli? Boleh. Umpamanya, beras 21/2. kilogram mestinya harganya umpama 50 kali 21/2 jadi Rp 1.250. Tapi apa harga saudara itu… apa boleh saya beli, Rp 750? …”Oo boleh, sebab tahu mau diberikan pada saya. Jadi Kyai itu mempunyai penghasilan dari agama. Pertama kali Muhammadiyah berdiri semua itu ditertibkan. Ya… kyai-kyai pertamanya khawatir, karena penghasilannya terancam. Kalau yang lain-lain berkat dibawa pulang, Kyai tidak, mesti ada yang dapat makan dan mungkin juga. dapat uang. Kalau shalat mayit, nanti kalau masing-masing Rp 1.000 kalau sampai kyai jadi Rp 10.000. Sejak Muhammadiyah berdiri itu semua boleh. Muhammadiyah tidak. Waktu itu Muhammadiyah cuma untuk keluarga sendiri. Tapi orang-orang itu dengar, betul-betul mendapat reaksi, Sampai orang-orang itu punya fatwa jangan dekat-dekat sama orang-orang Muhammadiyah.
Kalau sekarang, hambatannya apa?
Kalau hambatan itu mesti ada terus, ya. Kalau ada aksi kan mesti ada reaksi. Itu, yang tradisional itu sampai sekarang masih.
Terutama. di daerah mana?
Wah itu,. banyak. Terutama. di pelosok-pelosok. Orang Muhammadiyah itu kan ndak banyak. Di seluruh Indonesia, yang banyak paling Jawa Tengah. Di kota-kota. ada, di pelosok-pelosok, di gunung ada. Tapi, ndak banyak.
Tapi, apa kegiatan memberantasnya ini masih?
Terus. Cuma, di zaman sekarang ini lain. Saya tidak pernah menerangkan tahlil. Tapi kalau ada orang tanya, saya jawab, Wah saya ndak bisa itu. Cuma yang pokok, dalam Qur’an tidak ada, dalam Hadits tidak ada. Saya sampai sekarang tidak berani mengerjakan. Kalau dulu, memang itu bid’ah, keliru, sesat. Kalau sekarang, apalagi ada ikatan intern agama, antar agama, umat beragama dan pemerintah. Nah, itu trilogi kerukunan. Tapi yang namanya anak muda, ini keyakinan kita, pasti akan kembali. Sebab mereka sudah berpikir, beragama dengan berpikir. Itu keyakinan dari kita. Dari mereka memang masih banyak… tapi ya jalan terus.
Ketika pak A.R. diangkat menjadi ketua, masalah-masalah apa yang mendesak untuk ditangani?
Terus terang, waktu saya jadi ketua, saya sampai setengah sarap. Stress. Sebab, menurut saya, pemimpin Muhammadiyah itu mesti Kyai betul-betul. Kyai yang sungguh-sungguh, kyai yang mengerti agama. Waktu itu, mestinya yang mimpin, yang terpilih adalah K.H. Fakih Usman. Dari Gresik. Itu tahun 1968. Muktamarnya di Yogya. Kyai itu pernah menjadi anggota DPR, menjadi Menteri Agama. Rumahnya di Jakarta di jalan Sabang. Dan kami, mulai dari yang muda-muda tak lelah membujuk Kyai. Habis siapa lagi. Kyai Badawi sudah sakit-sakit. Siapa kalau tidak Kyai. Waktu itu dia masih aktif di politik. Karena terusss begitu, akhirnya dia. mau. Ya, sudahlah bismillah. Tapi dengan syarat. Apa syaratnya? Di Yogya harus ada A.R. Fakhrudin dan H. Djindar Tamimy, Di Jakarta harus ada Pak Rasyidi dan Hamka.
Boleh, kalau begitu. Sampai akhirnya di Muktamar bisa kita atur, Saya masuk, pak Rosyidi masuk, Hamka masuk. Sudah. Selesai muktamar, itu tanggal 27 September kalau tidak salah, tahun 1968. Tanggal 1 Oktober, atau November, Kyai Fakih meninggal. Kebetulan, kami yang delapan orang, diantar ke Jakarta. Untuk musyawarah. bagaimana baiknya, menyusun komposisi. Hari Rabu waktu itu. Beliau masih bisa bicara, tapi tak ada suaranya. Beliau sudah menyiapkan surat; saya akan berobat ke negeri Belanda dengan pembiayaan dari Menteri Sosial, Bapak Mintaredja S.H. Selama saya berobat di negeri Belanda, maka. pimpinan Muhammadiyah sehari-hari, untuk di Yogya saya serahkan pada A.R. Fakhrudin dan saudara Taminy. Sedang di Jakarta saya serahkan pada Prof. Dr. H.M. Rasyidi dan Prof. Dr. Hamka. Sudah, Kemudian hari Kamis, bisa jalan ke Demak dan bisa ngomong. Lalu saya pulang dari rumahnya. Beliau sehat, betul-betul sehat. Kamis, belum ada keputusan. Kami belum datang, tau-tau kami terima telepon dari rumahnya, ia sudah meninggal.
Waktu itu saya di fait accompli, ditunjuk sebagai pejabat ketua. Tahun 1969 ada sidang Tanwir, Tanwir itu di bawah Muktamar. Jadi kalau tidak ada Muktamar, Tanwir itu sebagai sidang tertinggi. Pemimpin sidang bilang, saudara-saudara yang selama ini menjabat sebagai pejabat ketua adalah A.R. Fakhrudin. Jadi, resminya saya menjadi Ketua PP itu, mulai tahun 1969. Nah disitu saya merasa, kok saya. Ada yang lebih tua-tua dari saya. Saya tidak bisa bicara, semua sudah memutuskan itu. Sampai ada yang dinamakan stress mungkin tiga bulan. Saya datang ke PKO (rumah sakit Muhammadiyah di Yogya) lalu diperiksa.
“Ah engga kenapa-napa nih,” kata dokternya. Saya dikasih vitamin. Sampai saya pindah di rumah ini tahun 1972 awal itu, saya sampai terlalu gelisah. Dalam hati saya bertanya, apa saya sudah hampir mati? Sebab, kalau saya sudah hampir mati, istri dan anak-anak saya beri tahu atau tidak? Kalau tidak saya beritahu alangkah terkejutnya, tapi kalau saya beritahu tentu juga terkejut. Itu tahun 1972, saya menjadi Imam sholat jemaah membaca Al Fatihah tidak bisa. Terputus-putus, mustinya Alhamdulillahhi robbal alammin nah saya Alham… du… lilah. Biasanya selesai Sholat saya memberi nasehat, tapi itu tidak. Saya merasa saya ini bukanlah Kyai. Kalau saya melihat riwayat ketua-ketua PP Muhamadiyah yang sembilan orang, ini memang kyai semua. Waktu saya pidato sebagai ketua, saya katakan, kalau toh saya ini tidak bisa. menambah baiknya Muhammadiyah, saya minta doa kepada saudara-saudara, mudah-mudahan saya tidak menjelekkan.
Apa benar Muhammadiyah cenderung anti pemerintah, seperti waktu zaman Belanda?
Saya mempunyai pendirian, bahwa negara ini adalah negara saya. Pemerintah itu, pemerintah saya. Presiden itu, presiden saya. Saya turut memilih, saya takkan merongrong, dan saya takkan berulah. Percayalah. Begitulah, hingga pernah saya diajak berbicara dengan Menteri Agama. Kalau pemerintah mau mengambil orang Muhammadiyah, silakan. Tapi, ya tidak usah resmi. Sebab Muhammadiyah memang tidak begitu. Kami sudah tua, kami ingin negara kami maju. Kalau pun menteri-menterinya memang begitu, kami minta menteri agamanya itu ya yang jadi teladan. Yang bahasa Arabnya baik, bahasa Inggrisnya baik, agamanya betul-betul bisa dipercaya. Oleh karena itu, saya tidak lagi, Pendeknya selama A.R. memimpin Muhammadiyah jalan terus. Sampai begitu. Saya dipercaya. Makanya sekarang saya katakan, dulu saya tak mau karena saya ketua. Umpama saya bukan ketua, wah… belum ditanya sudah mau saya. Kalau sampai saya begitu, itu contoh yang tidak baik. Sampai sekarang, saya tidak berani bicara. Pada kawan saya, saya katakan, jangan menjilat pada pernerinta. Tidak usah. Tapi juga jangan konfrontasi. Muhammadiyah tanpa mendapat bantuan dari pemerintah, nggak mungkin maju, Tapi bagaimanapun juga, kita tidak akan menjilat. Jangan. Itu pendirian saya. Nah, ini sulit. Orang lain masih ada yang jalan pikirannya jalan pikiran lama, pendeknya serba. anti pemerintah.
Itu, orang-orang Muhamnadiyah yang reaksioner mestinya bilang Pak A.R. ini lapuk?
Itu mungkin, mungkin. Saya mendapat isyu bahwa Pak A.R. itu baru mendapat uang satu. juta dari Pak Harto. Astagafirullah… ha… ha… Lalu saya panggil pimpinan wilayah. Silakan, saudara bisa lihat. Makanya, lalu saya hati-hati betul. Sampai pernah, pada tahun 1972, setelah muktamar di Ujung Pandang, saya anjurkan pada kawan, coba dekat dengan pernerintah. Tanya itu, tanya ini, terserah. Nah, kebetulan pada waktu itu Pak Amir Murtono belum menjadi Ketua Golkar masih Asbinsospol. Saya kebetulan ke Jakarta, saya datang ke Pak Amir Murtono. Dan Pak Amir Murtono sudah siap. Anggaran Dasar Muhammadiyah itu dicoretnya. Singkatnya saya diminta, “Bagaimana Pak kalau Anggaran Dasarnya diubah?” jawab saya, “Boleh. Bisa. Tetapi, dalam Muhammadiyah yang berhak mengubah Anggaran Dasar itu hanya muktamar. Saya, walaupun ketua, tidak berhak.” Dia bilang lagi, “Begini Iho, Pak A.R.. Ini bisa dipergunakan. Kalau Anggaran Dasar Muhammadiyah seperti ini, bisa ditunggangi oleh negarawan atau politikus,” Begini Pak, waktu kami membuat Anggaran Dasar Muhammadiyah ini, di Muhammadiyah yang Sarjana Hukum juga banyak. Jadi, yang punya pikiran seperti Pak Amir ini, tidak ada. Muhammadiyah didirikan bukan untuk itu. Didirikan untuk menegakkan Islam yang terpadu, Jadi niatnya betul-betul untuk agama. Ini bisa, betul bisa, tapi belum pernah. Dan tidak akan. Sebab, kami di Muhammadiyah, segala sesuatu kami kerjakan dengan musyawarah. Saya ketua, tapi saya tidak otoriter.
Lalu beliau menjadi ketua Golkar. Dan ada yang diutus, saya tidak tahu siapa. Dia mengatakan, saya utusannya Pak Amir. Pak A.R. diminta. mengadakan muktamar darurat untuk mengadakan perubahan Anggaran Dasar, Berapa juta saja ongkos muktamar, nanti didrop oleh Pak Amir. Ya, apalagi pesannya? Pak Amir mau masuk Muhammadiyah, Apalagi? Sudah? Saya jawab, kalau Muhammadiyah mau mengadakan Muktamar darurat, tidak usah. Sebab tinggal satu setengah tahun lagi, Muhammadiyah akan mengadakannya. Itu tahun 1976. Tahun 1978 Muhammadiyah akan mengadakan muktamar, setelah tahun 1974 di Ujung Pandang. Saya tetap jadi ketua. Tapi, kalau Pak Amir mau mendrop uang, saya terima. Berapa juta saja, terserah. Saya terima. Dan Insya Allah, tidak akan saya pakai untuk diri saya pribadi. Tidak. Sudah cukup. Kerja satu hari saja, gaji saya seratus tiga puluh ribu. Padahal Cuma satu hari, Kalau satu. bulan berapa. Muhammadiyah itu menerima bantuan dari pernerintah, saya tidak bisa menghitung. Berapa. ratus juta, tiap bulan. Melalui sekolah-sekolah, melalui rumah sakit, panti asuhan. Jadi pemerintah itu sudah banyak bantuan, ndak usah. Terima kasih. Jadi, saya tidak akan mengadakan muktamar darurat. Tapi, kalau mau mendrop, terima kasih. Kemudian yang ketiga, Pak Amir Murtono mau masuk Muhammadiyah. Begini ya, saya dulu dipesan oleh Pak Amir, Pak A.R. hati-hati, jangan sampai Muhammadiyah dimasuki oleh politikus, katanya. Nanti ditunggangi. Sekarang Pak Amir kan Ketua Golkar, dan Golkar kan sama dengan partai, jadi artinya juga politikus itu. Padahal dulu sudah dipesan, jangan. Jadi ndak usah. Ndak usah Pak Amir masuk Muliammadiyah, kecuali, kalau Pak Amir keluar dari Golkar. Nah, silakan. Sudah itu saja, sampaikan. Jadi ndak apa-apa, Muktamar tahun 1978 di Surabaya, kebetulan saya masih dipilih lagi. Sampai pernah, waktu. muktamar itu, kami menerima telepon dari almarhum Pak Ali Murtopo, “Saya akan menyumbang sekian juta, tapi saya dibolehkan untuk bicara.” Ditolak, Sudah ndak usah terima bantuan. Jadi, yah… boleh dikatakan, Muhammadiyah itu a priorilah terhadap pernerintah. Apalagi terhadap Pancasila, bukan main, ya a priori. Itulah, saya lalu dianggap, sukses memimpin. Saya bisa menenggang diri, tapi juga bisa menenggang pemerintah.
Mengenai soal Islam militan, dengan pembajakan atau apa, bagaimana Pak?
Saya, tidak mengatakan Islam mesti begitu. Soal membajak atau apa. Itu mungkin karena tidak paham. Seperti misalnya dulu, DI, Mengapa mereka harus memberontak pada pernerintah. Kalau saya, tidak. Kita bisa kok, melarang atau malah merenungkan. Kalau mau. Soal Islam militan, Islam fundamental, itu cuma gelar. Sesungguhnya itu bukan gelar-gelar Islam.
Tapi apa memang ada, fundamentalisme itu?
Kalau ada Islam yang fundamental itu dibilang fundamentalis. Tapi apakah arti fundamentalis memang begitu? Tidak harus. Banyak anak-anak muda yang saya katakan, sudah, toh bisa saudara memperbaiki. Saudara bisa. saja mati syahid, tapi dengan syahid. Tapi saya pernah ditanya, apa Pak A.R. mau menjadi Amir, Saya bilang. Kalau untuk umat Islam di seluruh Indonesia, saya mau. Tapi jangan Amir kelompok-kelompok. Masak Islam Jamaah mengharap darah saya. Apa saya ini sudah dikafirkan? Dari mana itu? Padahal Nabi melarang, jangan kamu mengkafirkan orang lain. Kalau ada orang mengkafirkan orang lain, padahal orang lain tidak kafir, kafir itu akan kembali pada dirinya. Itu Nabi. Saudara kafir? Siapa bilang kafir? Saudara tahu hatinya? Tidak. Siapa yang bersyahadat, Islam. Nabi kan begitu. Saya tidak mau bilang. Islam itu fundamentalis, ekstrim. Islam tidak akan ekstrim. Ada tuntunannya kok.
Jadi, kenapa itu bisa muncul?
Ya… itu. Paham berdiri sendiri kan bisa. Seperti Khomeini itu.
Apa tidak mungkin karena ketidakpuasan?
Ya, mungkin saja. Tapi kan lalu ada interes-nya masing-masing. Nah, maksud saya, agama itu jangan menurut interesnya sendiri. Wong Nabi dengan interesnya sendiri saja ditegur oleh Allah. Jadi tidak boleh Islam itu dicampur dengan interes per orang.
Mungkin itu karena pendapat bahwa Islam tak selalu verlikal, tapi juga merupakan gerakan sosial. Penafsiran itu mungkin yang menimbulkan sikap ekstrim.
Bisa juga, tapi Nabi itu juga punya. Yang namanya vertikal itu sama-sama. ibadah. Jadi kalau urusan bersama, ya sama-sama. Wong Nabi juga melayani orang Yahudi. Nabi juga melayani orang Nasrani, Beliau juga hutang pada orang Yahudi. Berarti boleh. Itu kan yang namanya urusan masyarakat.
Boleh berpolitik juga?
Boleh. Malah ada berita, ketika Nabi bertemu dengan pemimpin-pemimpin agama Nasrani, sudah tiba waktunya sholat atau bagaimana. Orang-orang itu mengatakan, Nabi, ini sudah waktunya shalat, kami minta ma’af. Lho, kenapa? Saya mau kembali ke gereja. Lho, disini juga ada masjid. Ini kan juga masjid Tuhan, silahkan. Sampai begitu. Jadi, soal kemasyarakatan bisa diatur. Zaman Nabi sudah begitu. Maka saya katakan, kalau saudara berniat baik, beramar maruf nahi munkar, memperbaiki, melakukan yang baik melawan yang salah. Tapi kalau caranya begini, ndak bisa. Saudara cuma menjelek-jelekkan. Pembangunan ini berhasil. Tapi juga diakui oleh pernerintah, yang kurang berhasil juga banyak. Sudahlah, yang berhasil ini mari kita bicarakan, yang belum berhasil kita perbaiki. Kalau kita sebagai Muslim, apa boleh kita menjelek-jelekkan orang di muka orang banyak? Saya ngrasani saja, oleh Tuhan dilarang. Saudara katakan, Presiden itu begini-begini di muka orang banyak. Siapa orang yang sempurna di dunia? Tidak ada. Kalau saudara melihat cuma yang jeleknya saja, itu tidak adil.
Soal orang Kristen yang sernbahyang di masjid itu, Pak. Apa bisa sebalikya, orang Islam sembahyang di gereja?
Ndak apa. Bisa saja. Wong, saya sembahyang di mana saja bisa. Tidak masalah.
Pendapat seperti ini, tentu, ada. yang tak setuju?
Tentu, tentu … Itu mungkin sentimen perorangan saja. Ya ada.
Tapi, apa kebijaksanaan semacam ini juga digariskan pada anggota Muhammadiyah?
“ltu tidak. Tapi begitu, cara melayani. Saya harus hati-hati, karena masih banyak orang yang a priori terhadap pernerintah ini. Saya juga harus hati-hati ngomong.
Apa bisa dikatakan dalam Muhammadiyah sendiri masih ada yang berpikir secara tradisional.
Masih. Masih ada. Walaupun pimpinan-pimpinan, sudah banyak yang bisa memahami kebijaksanaan kami, pimpinan pusat. Wong, di sini baru ada orang yang diangkat jadi anggota MPR saja sudah ribut kok. Waktu Pak Koco Kusumo diangkat jadi anggota MPR. Dia duduk di Majelis Ulama, tapi dia juga anggota Muhammadiyah. Lalu ada orang yang tanya, kenapa? Lho, ya ndak apa-apa
Apa menurut ideal Pak A.R., seluruh penduduk ini baiknya Islam?
Ndak bisa, saya kira. Bagaimana pun juga tidak mungkin.
Kalau untuk seluruh Indonesia?
Kalau untuk seluruh Indonesia,  kita berusaha. Tapi walaupun begitu Kristen masih hidup di sini. Dan Kristen Katholik sekarang sudah lain dengan 40 tahun yang lalu. Sama saja dengan Islam. Oleh karena itu, ketika saya ditemui dengan seorang turis Belanda, mengapa Islam di Indonesia maju? Sebagai negara berkembang Indonesia termasuk sukses, dalam soal berkembangnya itu. Mengapa Islam maju? Karena yang maju bukan Islamnya saja, Kristen juga maju. Sebab sekarang orang beragama di Indonesia tidak seperti dulu yang tradisional. Sekarang semua atas dasar kesadaran.
Tapi, kenapa menurut Pak A.R. tidak bisa, bukannya kalau bisa. ya baik, begitu?
Begini ya. Dalam Qur’an dikatakan, “Saya
akan tunjukkan bukti-bukti,” kata Allah, “Katakanlah kebenaran Islam, di seluruh cakrawala sampai mereka akan tahu apa yang benar”. Paling-paling cuma itu. Jadi kita sebagai Muslim ya mengusahakan, tapi untuk seluruhnya, ya tidak mungkin. Setiap organisasi, ketika jadi mapan, besar dan kuat, yang semula. didirikan untuk pembaruan, tiba-tiba, mendapat masalah karena kemapanannya sendiri. Bagaimana?
Ya, ya kalau dikatakan begitu … tapi masalah itu masih terus. Cuma asal kita kembalikan pada niat yang semula, orang itu kembali. Kalau kami, sebagai orang Muhammadlyah, saya mengatakan ini pertolongan Tuhan, selama 77 tahun, kalau boleh saya katakan, Muhammadiyah itu tidak ada yang terpecah, padahal yang namanya Budi Utomo, kan sudah ndak karuan. Yang namanya Sarikat Islam, padahal dulu pernah maju, besar sekali. Jadi kalau dikatakan mapan, ya mapan. Ya, maklum kan banyak, Di sana maju, di sini mundur. Muhammadiyah di jawa Timur itu bagus, Kalsel itu baik, Sulsel itu bagus. Tapi, beberapa tahun lalu mati. Ya, maklum kan orangnya berganti-ganti. Tapi pada umumnya, memang sudah mapan. Tapi tidak sedikit, cabang-cabang yang mati. Apalagi waktu ada masalah dengan Korpri. Sampai saya … dengan Pak Amir Machmud itu, tidak bisa. ditawar sama sekali. Saya orang Muhammadiyah jadi pegawai negeri. Kalau mau jadi anggota Muhammadiyah, harus keluar dari pegawai negeri. Kata saya, “Wah, jangan begitu pak. Orang jadi pegawai negeri, itu kan urusan periuk.” Pokoknya ndak bisa. “Tapi, Muhammadiyah itu bukan partai politik Iho, pak.” “Ya, saya sudah tahu. Tapi Muhammadiyah itu kuat.” Yang kuat, apanya? “Disiplinnya.” “Yang mimpin Muhammadiyah itu Pak Amir apa saya? Kan saya. Saya lebih mengerti.” “Nggak, saya juga tahu kok, kalau Muhammadiyah itu disiplinnya kuat.” “Yah, kalau agama, Insya Allah itu betul. Nah, sekarang saya tanya soal lurah. Istrinya sudah masuk Dharma Wanita, tapi pakai kerudung. Bupatinya mengatakan, Bu, lbu ini belum, masuk Dharma Wanita. Sudah, Lho, kok masih pakai kerudung? Lho, kerudung ini kan agama. Nah, mana yang betul itu? Menurut Pak Amir,” “Yang betul Muhammadiyah. Pak Bupati itu salah, campur tangan.” “Nah saya minta, Pak Amir Mahmud sebagai menteri, jangan dicampur-campur. Dharma Wanita dengan agama.” “Sudah, pokoknya begini Pak AR Muhammadiyah-Muhammadiyah, Korpri-Korpri,” “Tak bisa ditawar lagi?” “Tidak” Saya lalu berhubungan dengan jenderal-jenderal Muhammadiyah. Kata mereka, “Seperti begini, sudah tak bisa lagi pak AR Kalau Pak Amir sudah bilang begitu, sudah payah. Saya malah nanti, jadi nggak enak. Ya, sudah. Lalu saya bilang pada Pak Amir, Pak Amir, jadi orang Muhammadiyah tak boleh masuk Korpri. Baik. Tapi begini ya pak Amir, orang Muhammadiyah itu ber-Muhammadiyah dengan jiwa, tidak hanya dengan kartu anggota. Oleb karena. itu, kalau di salah satu kantor di situ ada orang Muhammadiyah, percayalah, pasti di situ nanti ada pengajian, ada yang menggerakkan fitrah, kalau di bulan ramadhan mungkin ada yang menggerakkan tarawih, hari Jum’at mengadakan sembahyang Jum’at. “Nggak apa, boleh. Asal jangan pakai nama Muhammadiyah,” jawabnya. Boleh. Ndak usah pakai nama Muhammadiyah. Lha wong itu Islam, dan Muhammadiyah itu bukan golongan. Muhammadiyah itu kan bagaimana menjalankan Islam seperti Nabi. “Ya, boleh, asal ndak menggunakan nama Muhammadiyah. Mulai besok, di Korpri, kalau ada soal-soal agama akan saya serahkan pada orang-orang Muhammadiyah. Silakan ndak apa-apa.” Nah, sampai begitu. Tapi, sekarang, karena Pak Amir sudah tak jadi menteri, kendor. Banyak orang-orang Muhammadiyah yang masih pegawai. Saya bilang begini, kalau saudara-saudara itu jadi pegawai, jangan terlalu serius di Muhammadiyah. Ya, antara guyonlah. Kamu harus jadi Korpri! yaa, tapi Bapak harus tahu saya ini orang Muhammadiyah. Oo yaa, Sampai ada Bupati yang bilang babwa Muhammadiyah ini tak perlu dibicarakan. Dikerjakan saja. Macam-macamlah. Oleh karena itu saya katakan, pandai-pandailah bergaul dengan pejabat-pejabat. Asal saudara masih tetap di bawah missi, sebab missi ini bukan dari saya atau organisasi, tapi misi saudara sebagai orang Muslim. Itu tanggung jawab saudara. jadi kerjakan, dengan baik. Asal saudara tidak disuruh kabur, asal saudara tidak dilarang sholat, jalan terus, Ya, sejak itu saya bergaul dengan pemerintah. Di ABRI saya diminta bicara, ya bicara saya. Saya tidak pernah menyinggung.
Masalah coblos bagaimana, pak?
Nah, masalah coblos, karena Muhammadiyah itu tidak berpolitik, maka di Muhammadiyah itu bebas, Kalau saudara mau mencoblos mana saja, silakan. Tetapi saudara, tetap sebagai warga Muhammadiyah. Nanti kalau ada orang Muhammadiyah jadi anggota DPR, silakan. Silakan saudara jadi anggota DPR. Darimana? Apa PPP, dari Golkar, atau dari PDI. Saudara di sana sebagai orang PDI, Golkar, atau PPP tetapi sebagai orang Muhammadiyah tetap membawa misi agama. Kalau saudara sedang berada di Muhammadiyah, jangan berbicara soal politik. Silakan di kandang saudara masing-masing. Tapi bicara bagaimana soal rumah sakit kita, sekolah kita.
Sekarang soal lembaga. pendidikan. Dulu kan nampaknya, paling depan Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan? Tapi sekarang, apakah masih seperti itu, menghadapi kenyataan yang lain dengan dulu?
Tapi begini ya saudara, itu. yang mengatakan kami maju, siapa? Kalau kami, tidak. Itu mungkin masyarakat. Kalau kami merasa, berkembang biasa. Tapi memang sekarang ini, kesadaran mendirikan pendidikan itu banyak. Swasta-swasta. Apalagi PGRI, bisa dikatakan bersaingan dengan negeri. Buat kami, tak apa. Soal agama, sekarang, dengan melalui GBHN, kita harus puas, gembira. Sebab mulai dari taman kanak-kanak, sampai perguruan tinggi, semua hanis diberi pelajaran agama, Walaupun menurut asaInya masing-masing. Saya yakin, bisa 90% untuk Islam. Dan nyatanya, hasilnya juga ada.
Sarananya bagaimana?
Apalagi sekarang, sudab baik. Perguruan tinggi Muhammadiyah saja, di seluruh Indonesia, tidak kurang dari 60. Termasuk akademi atau sekolah tinggi. Kalau yang dinamakan SLTA, SLTP, dan SD, sekitar 12.000. Nah, SD ini, kan tidak pakai SPP. Banyak SD Muhammadiyah yang belum bisa. Kalau yang lain, SMP atau SMA, karena masih sama dengan negeri, masih bisa ambil SPP. Walaupun mungkin agak lebih mahal. Tapi karena karni beri motivasi agama, saudara memberikan SPP ini, mengingatkan ibadah. Mencari pahala dari Allah. Karena itu, SPP mahal sedikit dari negeri, ndak soal. Lalu taman kanak-kanak, di seluruh Indonesia, Insya Allah tidak kurang dari 5.000. Sudah ada SMA Muhammadiyah yang sudah pakai komputer. Apalagi yang perguruan tinggi.
Jadi bisa dibilang tidak ketinggalan?
Tidak ketinggalan. Itu bisa saja. Tidak membendung.
Mengenai pengertian rujuk dengan NU, bagaimana? jadi begini, NU keluar dari partai. Kebetulan Pak Kyai H. Achmad Siddiq terpilih sebagai Rois A’am. Rois itu kepala, A’am itu umum, jadi katakanlah Ketua Umum, tapi dalam urusan agama, Kalau Ketua Tanfidziah, Abdurrahman Wahid. Waktu itu, beliau mengatakan, “Kami NU sekarang keluar dari politik, karena itu nanti kami akan menggandeng Muhammadiyah, seperti organisasi yang juga bukan partai politik.” Itu diekspos. Lalu orang Muhammadiyah, ada yang menanggapi. Saya sendiri diarn saja. Apa itu, apa-apaan NU mau menggandeng Muhammadiyah, apa Muhammadiyah sudah pikun harus digandeng? Apa Muhammadiyah itu tuna netra, digandeng-gandeng? Artinya masih ada rasa tidak senang, terhadap NU. Kan Begitu. Padahal maksud Rois A’arn ini ingin mendekati. Walaupun sesungguhnya yang mernusuhi Muharnmadiyah itu justru mereka, mulai tahun 1926. NU itu didirikan, katakanlah untuk memusuhi Muhammadiyah. Kita tidak pernah melayani, cuma. Dimusuhi terus. Nah, sekarang kalau mereka mau menggandeng, ya terima kasih. Lalu apa suatu ketika, beliau datang kesini, “Pak AR sudah membaca interview saya?” Ya, sudah, “Bagaimana?” Ya, baik. Tapi begini pak, ya. Soal gandeng-menggandeng ini, tidak usah diresmi-resmikan. Sebab dia juga dapat reaksi kan. Dan di Muhammadiyah masih banyak yang tidak senang. Ya, maklum, wong dimusuhi terus, sejak tahun 1926. Bahkan ketika mereka mengatakan mau kembali ke khittah 1926, dalam hati saya, wah ini mau memusuhi lagi. Apalagi di sini umatnya masih begitu. Sampai pernah, NU katanya bisa mengumpulkan 50 alim ulama untuk berdebat dengan Muhammadiyah. Itu ditulis oleh Masa Kini. Saya ditanya, ini bagaimana, ditantang oleh 50 alim ulama NU, Ah, sudahlah, biarkan saja, Lha wong NU itu, 50 dengan 200 ya sama saja, Buat saya NU itu kan orang taqlid. Kalau satu bicara, ya semua begitu. Karena itu, ketika kyai datang ke sini, ya kita sambut dengan baik. Ya, kita tidak usah resmi-resmi Pak A.R. Ya, baik. Pokoknya bagaimana kita usahakan dengan baik. Insya Allah, Karena itu kalau saya diluar bicara, ya begitu. Marilah, saudara-saudara sesama Muslim, kita berbaik, jangan sampai hanya karena soal organisasi saja, kita pisah. Organisasi itu ndak ada dalam Islam. Kita itu, rukun iman rukun Islam, itu yang penting. Saya ke sana. Saya ditemui dua kali. Sampai saya dikejar-kejar, bagaimana itu kelanjutannya? Ah, ini bukan urusan kecil. Sejak tahun 1926, Muhammadiyah dimusuhi terus-menerus. jadi tidak mudah, Tapi, saya tidak putus asa. Ya, Insya Allah. Ya, kalau di sana Kyainya sudah mengatakan jangan lagi memusuhi Muhammadiyah, ya Insya Allah. Lha wong, dulu kalau orang Muharnmadiyah datang kerumahnya saja, rumahnya dicuci. Betul itu. Tapi kita yakin, ya sudah ndak apa. Kita tidak melayani, bukannya kalah. Kita jalan terus.
Tapi melihat pimpinan NU sekarang, seperti Gus Dur itu, yang memberantas banyak hal dalam NU sendiri, sampai dimusuhi. Apa mungkin dia lebih modern dari Muhammadiyah?
Ya, ndak apa, Lebih modern itu lebih baik. Sampai soal salam mau dihilangkan. Itu Muhammadiyah tidak ingin. Bagaimana pun juga ada ketentuannya dalam Qur’an, ada dalam Hadits, tentu saja kami tidak berani. Kalau sana berani, ya terserah. Cuma begitu saja.
Apakah itu tidak mewakili gerakan perubahan dalam NU sendiri?
Ya, itu terserah, Tapi, ini apa ya? Ketika Pak Yusuf datang kesini, wah dia itu harus di up-grade, Padahal itu kan keponakannya. Sudahlah itu dimake up saja. Wong dia itu, budayawan.
Saya belum pernah dengar, Pak AR memberikan piala atau apa?
Kalau cara berpikir saya, saya minta, mbok ya kalau kebudayaannya Barat mau dipakai, silakan dipakai asal selaras dengan Islam. Kalau soal piala itu, kan kebudayaan Barat. Dulu kan, zaman Yunani, cuma karangan bunga. Sekarang modelnya piala. Piala itu kan buat Islam nggak betul. Berapa ratus ribu, ndak bisa dimanfaatkan. Tak ada manfaamya, Ada orang mau. memberi hadiah, berilah, tabanas atau apa. Kan ada. manfaatnya. Piala itu untuk apa? Cuma untuk sombong-sombong saja. Tapi ya, terserah.
Apa betul Muhammadiyah itu kurang senang pada kesenian?
Mungkin orang menyebut begitu. Sebab memang jarang. Tapi pernah dulu di tahun 1938, kita mengadakan drama. Yang didramakan Sunan Kalijaga. Menunjukkan bagaimana para Wali Songo berdakwah. Di Muktamar Muhammadiyah tahun 1929 di Solo, kita memakai gamelan. Wah, geger masyarakat. Kalau bagi masyarakat Islam di Indonesia, yang namanya kesenian Islam itu kan Samroh, shalawatan model Sleman, atau apa. Kalau Muhammadiyah tidak. Sampai pernah Diesnya nanggap wayang Anorn Suroto. Saya ditanya, boleh nggak? Silakan. Tapi cari, dalang yang memahami Islam, Ada pak, Anom Suroto, Ya, silakan.
Apa betul kalau aturan perkawinan itu tidak boleh pakai gamelan?
Itu dari sana. Kalau pakai kaset, ya boleh. jadi boleh. Asal jangan seni ekstrim, Seni kan keindahan. Kalau indah itu perempuan telanjang, ya saya tidak mau. Kita sebagai Islam, ya silakan. Asal dalamn seni ada jiwa Islamnya, artinya jangan sampai mengajarkan yang tidak benar. Di zaman Nabi juga ada. Sampai Nabi mengatakan, apa orang Medinah ini ndak punya kesenian? Punya, Ya, cobalah. Tapi, ya seni Arab, seperti rebana-rebana,
Bagaimana sikap Muhammadiyah terhadap tradisi setempat?
Kalau tradisi itu tidak betul, bagaimana pun juga kita berusaha untuk menghilangkan, Tapi kalau tradisi itu baik, ya tidak apa-apa. Seperti tata-krarna, kulo nuwun, ya itu tak apa-apa, jangan diberantas. Cuma kita sebagai Muslim, ya assalarnualaikum. Sudah itu, kalau orang jawa masih pareng ya ha… ha… itu tidak ada apa-apanya.
Mengenai warna pengaruh Islam, misalnya Muhammadiyah di Yogya tercermin serta. implisit Islam keyogyaannya, yang bukan Arab. Bukankah kemungkinan ini bisa terjadi di tempat-tempat lain? Islam warna Sumatra, Islam Irian, dan sebagainya.
Bisa saja, tak apa. Sah. Saya mengatakan, kita jangan Arabinoid, artinya kearab-araban, Serba Arab. Kita ini di Indonesia, pakailah apa Raden Patah, dan lainnya, nggak usah selalu Umar. Cuma kalau sudah Islam, Srikandi ya Srikandi, ngedan ya edan. jangan karena ngedan ora klamben. Kalau masih delapan tahun tak apa, kalau 18 tahun ora klamben, ya yang lelaki bisa sakit jantung. Warga Islamnya-lah. Ada, ya silakan. Asal jangan bertentangan dengan Islam. Saya dulu ketika mendengar Bimbo, pertarna, aku jauh engkau jauh, aku dekat engkau dekat. Ketika ada yang mengatakan bahwa yang menulis syairnya Bimbo, terharu saya. Sebab saya tahu, itu keluar dari jiwanya, Dan itu sebenarnya terjemahan dan Hadits Qudsi. Kalau engkau mendekat pada Allah, Allah akan lebih mendekat padamu. Kalau engkau berjalan pada Allah, Allah lari kepadamu, Itu terjemahan. Saya terharu.
Seperti syair sufi yang menyebut Tuhan Sang Kekasih, segala macam…
Ya, tapi siapa yang mengatakan itu? Seorang sufi mengatakan itu tentu penuh kejiwaan.
Mengenai warna kebudayaan tadi, apa bisa dikatakan bahwa Islam itu. sangat diwarnai oleh kebudayaan Arab?
Saya kira dengan sendirinya. Memang kenyataannya begitu kan? Oleh karena itu. kebudayaan Arab yang dulu. jahiliyah, lalu diwarnai Islam. Yang namanya kasidah itu kan asal kuat saja nyanyinya. Di padang pasir kan biasa bengak bengok.
Bagaimana menurut Pak A.R. tentang, katakanlah, pasang naik kebatinan atau mistisme jawa?
Kebatinan itu, asal saja tidak masuk televisi, tidak apa. Dimasukkan televisi, kan kelihatannya jadi besar. Padahal tidak. Memang ada Pangestu atau apa, tapi itu yang sepuh-sepuh saia. Yang muda-muda tidak.
Menurut Pak A.R. apakah itu bid’ah?
Ya, itu kan tidak ada dalam Islam. Islam itu agama yang… mudah. jangan disangat-sangatkan. Yang namanya sufi-sufian itu, menyebut nama Allah 10 juta… tak ada pimpinannya. Nabi tak pernah memimpin. Menghabiskan waktu. Yang muda-muda tentu tak mau. Sekarang, katakanlah, ada yang memperjuangkan. Tapi sudahlah, andaikata itu tidak dimasukkan ke teve, selesai, Kalau ditanya, kebatinan dan aliran kepercayaan itu agama atau bukan? Bukan. Sudah, oleh Menteri Agama tidak dibolehkan. Tapi lalu dititipkan pada Menteri Dikbud. Ya, karena titipan, lalu terpaksa digarap. Untuk saya, itu tidak apa-apa Nanti juga hilang sendiri. Orang sudah nggak mau, pemuda-pemuda sudah tidak mau. Apalagi disuruh kumpul, di sungai, bisa masuk angin. Tapi mungkin tradisi orang jawa dari dulu begitu, Tapi ya, Islam di Yogya sini dengan di Gunung Kidul juga lain.
Mereka mungkin mengatakan bahwa ini warisan budaya jawa lama. Apa tidak mungkin ini cerminan rasa risi terhadap kebudayaan Islam, bukan sebagai agama, tapi sebagai warna budaya Arab?
Itu mungkin. Dulu kan, zaman Belanda, jangankan pada Arab, wong orang Yogya dan Solo saja saling bencinya setengah mati. Tapi misalnya kita mendengarkan wayang, itu sudah digubah oleh Sunan Kalijaga, Tidak ada kearabannya. Dan nasihatnya bukan main, penting-penting. Dalang harus tahu itu. Oleh karena itu sering saya katakan, kita jangan kearab-araban. Kalau di depan orang banyak, misalnya, mungkin tidak usah banyak baca ayat Al-Qur’an. Lha dibacain juga nggak mengerti.
Percakapan dengan
BUTET KARTAREDJASA
SENO GUMIRA AJIDARMA
@ Copyright by JAKARTA-JAKARTA 1988