Senin, 20 Mei 2013

Muhammadiyah Dukung Kemerdekaan Kosovo



Jakarta - Republik Kosovo yang memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Februari 2008 belum mendapatkan pengakuan penuh dari dunia. Serbia, Rusia dan Cina  menolak. Amerika, Inggris, Prancis, Turki dan sejumlah negara lain mendukung dan mengakui.  Sementara Indonesia   belum menentukan sikap. Padahal negara pecahan Serbia , dengan ibukota Pristina itu, berpenduduk mayoritas Islam dan bisa menjadi negara pusat syiar di Jantung Eropa.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. H. Din Syamsuddin MA, sudah beberapa kali diundang oleh presiden Kosovo  Atifete Jahjaga untuk melihat dari dekat perkembangan Islam di negerinya dan meminta bantuan agar  pemerintah Indonesia mau mengakui kemerdekaan Kosovo.
Din pun sudah mensosialisasikan dan meminta pihak berwenang di Indonesia untuk memberikan dukungan dan mengakui kemerdekaan Kosovo itu. Namun sampai hari ini respon pemerintah belum jelas.“Saya tidak mengerti apa alasan pemerintan Indonesia tidak mau mengakui kemerdekaan Kosovo,” heran Din kepada muhammadiyah.or.id.
Untuk mengetahui lebih jauh bagiamana persoalan yang sebenarnya di Republik  Kosovo PP Muhmmadiyah menggelar seminar di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 23/5/2013, jam 13.00 wib-selesai.
Akan hadir sebagai nara sumber, utusan dari Republik Kosovo dan tokoh-tokoh terkemuka di  tanah air, antara lain Mahfud Siddik (DPR RI) Prof Dr Bachtiar Effendi (UIN Jakarta, dan Muhjidin Junaidi (MUI Pusat). Menurut  Din, seminar ini diharapkan bisa membuka mata pemerintah melihat kondisi yang sebenarnya sehingga memberi dukungan penuh serta mengakui kemerdekaan Kosovo.
“Bahkan secara berseloroh saya mengatakan kepada presiden Kosovo Atifete Jahjaga,  andaipun pemerintah Indonesia belum mengakui kemerdekaan negaranya, tapi Muhammadiyah sudah. Muhammadiyah akan memberikan dukungan penuh,” ujar Din.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar