Selasa, 27 Maret 2012

Serangkaian Tes Cegah Stroke Sejak Dini


Stroke bisa muncul pada siapa saja, terutama mereka yang memiliki faktor risiko. Pencegahan dini tentu menjadi jalan terbaik. Upaya bisa dilakukan lewat serangkaian tes.


Stroke, dalam sebutan medis dikenal penyakit serebrovaskuler adalah suatu kondisi dimana terjadi serangan pada jaringan otak. Serangan terjadi akibat sumbatan, penyempitan, ataupun pecahnya pembuluh darah sehingga terjadi gangguan fungsi (pengurangan aliran darah dan oksigen) ke pusat saraf ini.


Stroke muncul secara tiba-tiba; dalam hitungan detik ataupun menit sehingga dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Stroke bukan saja menimbulkan gejala yang temporer, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan permanen.


Cegah stroke secara dini dengan mengenali faktor risiko. Beberapa faktor risiko, seperti usia di atas 50 tahun, kegemukan, kolesterol, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kurang olahraga. Jika Anda memiliki faktor risiko seperti dijelaskan, pada umumnya dokter akan menyarankan tentang bagaimana mengurangi faktor risiko stroke.


"Check up medis secara rutin berguna mendeteksi dan mengobati tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung. Fataknya, menerapkan gaya hidup sehat, olahraga teratur, mengurangi stres, dan berhenti merokok akan membantu mencegah terjadinya stroke," papar Dr Keith Goh, Konsultan Bedah Saraf di International Associates Neuro, Novena Medical Centre, Singapura.


Sementara, tes seperti Computerized Tomography (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan beberapa upaya tetap untuk melihat tanda-tanda stroke pada otak. Sering kali, dokter juga akan meminta angiogram, seperti CT-angiogram atau MR-angiogram untuk memelajari pembuluh darah, dan/atau scan perfusi untuk menilai pola-pola aliran darah tersebut.


Berbagai tes darah juga akan diperlukan untuk menilai risiko stroke secara menyeluruh. Terkadang, obat perlu diberikan, seperti antiplatelet atau antikoagulan untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah. Dan jika ada kelainan pembuluh darah yang dapat menyebabkan perdarahan di otak, maka pembedahan mungkin diperlukan.


"Setiap orang memiliki beberapa risiko stroke. Meskipun terdapat beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan, pemeriksaan medis secara rutin dan deteksi dini dapat membantu mengurangi keparahan kondisi stroke seperti kerusakan otak atau bahkan kematian," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar